makalah pramuka teori untuk CDA
KATA
PENGANTAR
Salam Pramuka !
Alhamdulillahirobbil`alamin, segala
puji bagi Allah dan sholawat salam kami haturkan kepada kanjeng Rasul Nabi
Muhammad S.A.W. karena dalam pembuatan buku/ makalah ini tidak ada halangan
suatu apa pun ,dan berjalan dengan lancar.
Di susunnya buku ini pada dasarnya
untuk melengkapi tugas untuk menjadi seorang dewan ambalan KEN AROK DAN KEN
DEDES untuk menunjang jika kita akan menjalani PPL (Praktek Pramuka Lapangan ).
Tetapi Kesempurnaan hanya milik
Allah, dalam buku ini tentu banyak kekurangan karena lupa dan salah adalah
sifat kami selaku hambanya yang selalu berharap akan saran dan kritik dari
semua pihak yang peduli terhadap penyusunan buku ini.
Semoga jerih payah dalam tersusunnya buku ini ada guna dan manfaatnya. Amin …
Semoga jerih payah dalam tersusunnya buku ini ada guna dan manfaatnya. Amin …
BANJARNEGARA ,DESEMBER 2016
LISTIYANI
NUR H
PENYUSUN
i
Daftar
isi
Kata
pengantar …………………………………………………………………………... i
Daftar
isi ………………………………………………………………………………… ii
BAB I SEJARAH
PRAMUKA DI DUNIA DAN DI INDONESIA ……………………… 3
A.
Sejarah Kepramukaan dunia
………………………………………………. 3
B.
Sejarah kepramukaan Indonesia
…………………………………………... 5
BAB II PERATURAN
BARIS-BERBARIS (PBB)………………………………………… 9
A.
Ketentuan Umum…………………………………………………………...
9
B.
Gerakan perorangan tanpa Senjata Gerakan
Dasar......…………………….19
C.
Gerakan Perorangan tanpa Senjata Gerakan Berjalan …………………… 24
BAB III
SEMAPHORE………………………………………………………………………..33
A.
Sejarah ……………………………………………………………………... 34
B.
Semaphore Modern…………………………………………………………
34
C.
Penggunaan Semaphore dalam
Pramuka………………………………….. 34
D.
Karakter……………………………………………………………………. 34
BAB IV SANDI MORSE
DAN BEBERAPA SANDI LAINNYA ………………………… 36
A.
Sandi Morse………………………………………………………………... 37
B.
Sandi Rumput ,Sandi Kimia ,dan Sandi
Kotak ……………………………. 37
BAB V SURVIVAL
………………………………………………………………………... 39
A.
Peta Pita ……………………………………………………………………. 39
B.
Peta Panorama ………………………………………………………………
40
C.
Peta Lapangan ……………………………………………………………… 41
BAB VI CARA
MENDIRIKAN TENDA SAAT BERKEMAH …………………………… 42
BAB VII MACAM-MACAM
SIMPUL………………………………………………………. 44
A.
Simpul……………………………………………………………………… .44
B.
Ikatan ………………………………………………………………………. .47
C.
Jerat………………………………………………………………………….. 51
D.
Pioneering…………………………………………………………………...
.56
BAB VIII KOMPAS…………………………………………………………………………….57
A.
Mempelajari Dasar-Dasarnya……………………………………………......57
B.
Menggunakan
Kompas………………………………………………………58
C.
Menentukan Arah Ketika Tersesat
………………………………………….60
BAB IX PENUTUP…………………………………………………………………………...61
A. Simpulan
dan Saran ………………………………………………………..61
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………..62
BAB I
SEJARAH
PRAMUKA INDONESIA DAN DUNIA
A. Sejarah KepramukaanDunia
Sejarah
kepramukaan dunia diawali dengan sebuah gerakan yang dipelopori oleh seseorang yang bernama Robert Stephenson Smyth.Beliau
lahir tanggal 22 Februari1857, anak dari
Baden Powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford. Namun Baden Powell
meninggal ketika Stephenson masih kecil.Robert Stephenson Smyth kemudian lebih
dikenal dengan nama Baden Powell.
Beberapa
pengalaman Baden Powell dalam hidupnya memberikan pengaruh pada kegiatan
kepramukaan yang dirintisnya.Di antara beberapa pengalaman tersebut adalah
pendidikan kasih sayang dari ibunya, pendidikan ketrampilan berlayar, berenang,
dan lain-lain dari kakaknya, dan pengalaman pengembaraannya.Pengalaman tersebut ditulis dalam
buku “Aids To Scouting”.
Baden Powell
juga pernah diminta oleh William Smyth (seorang pimpinan Boys Brigade di
Inggris) agar melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.Kemudian
dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade dari berbagai wilayah di Inggris, kemudian mereka diajak
berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907
selama 8 hari.
Awal tahun
1908 Baden Powell kembali menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang
dirintisnya.Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting for
Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain.Kemudian
berdiri organisasi kepramukaan untuk laki-laki dengan namaBoys Scout.
Tahun 1912 atas
bantuan adik perempuan Baden Powell, Agnes, didirikan
organisasi kepramukaan untuk perempuan dengan namaGirl Guides yang kemudian
diteruskan oleh istri Baden Powell.
Tahun 1916
berdiri kelompok pramuka usiaSiaga dengan nama Cub (anak
Serigala) dengan buku “The Jungle Book” karangan Rudyard Kipling
sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang MowgliSi Anak
Rimbayang dipelihara oleh induk serigala di dalam hutan.
Tahun 1918
Baden Powell membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia
17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success
(Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus
mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920
diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London.Beliau
mengundang gerakan pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak
Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Tahun 1914
Baden Powell menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana tahun 1919.Baden Powell mendapat sebidang tanah dari sahabatnya yang
bernama W.F. de Bois Maclarren, di Chingford yang kemudian digunakan sebagai
tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan namaGilwell Park.
Tahun 1910 Baden Powell
pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.Pada tahun 1912
menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak.Beliau
mendapat gelar“Lord” dari Raja George pada tahun 1929.Baden Powell
meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada
kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a. Karena
ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b. Dari
kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga
dan lain-
lainnya.
c. sifat
Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara,
berolah -
raga,
mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d. Pengalaman
di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil
mengikuti
jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta
keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball
O’Hara.
e. Terkepung
bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan
makan.
f. Pengalaman
mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja
Dinizulu.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau,
Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides
yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia
17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara
Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh
sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang
pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan
pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of
The World).
·
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
·
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
·
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
·
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
·
Tahun
1947 Jambore VI di Moisson,
Perancis
·
Tahun
1951 Jambore VII di Salz
Kamergut, Austria
·
Tahun
1955 Jambore VIII di sutton Park,
Sutton Coldfild, Inggris
·
Tahun
1959 Jambore IX di Makiling,
Philipina
·
Tahun
1963 Jambore X di Marathon,
Yunani
·
Tahun
1967 Jambore XI di Idaho,
Amerika Serikat
·
Tahun
1971 Jambore XII di Asagiri,
Jepang
·
Tahun
1975 Jambore XIII di Lillehammer,
Norwegia
·
Tahun
1979 Jambore XIV di Neishaboor,
Iran tetapi dibatalkan
·
Tahun
1983 Jambore XV di Kananaskis,
Alberta, Kanada
·
Tahun
1987 Jambore XVI di Cataract Scout
Park, Australia
·
Tahun
1991 Jambore XVII di Korea Selatan
·
Tahun
1995 Jambore XVIII di Belanda
·
Tahun
1999 Jambore XIX di Chili, Amerika
Selatan
·
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru
dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois
Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan
sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro
Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia
dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan
Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang
berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris),
Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei
1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa
Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia
Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab,
Afrika dan Amerika Latin.
William Smyth
seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih
anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian
dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak
berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8
hari.
Tahun 1910
BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun
1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau
mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal
tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
B. Sejarah Kepramuka Indonesia
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Bapak Pramuka Dunia adalah Baden
Powell, orang yang menjadi perintis gerakan pramuka sedunia. Sedangkan Bapak Pramuka
Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX (lahir di Sompilan Ngasem,
Yogyakarta, 12 April 1912, dan wafat di Washington DC, Amerika Serikat, 1
Oktober 1988 ).Beliau adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Republik Indonesia yang kedua antara tahun 1973 s.d 1978.Beliau
juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961 s.d. 1974).
Gerakan
Pramuka di Indonesia merupakan bagian dari sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia.Gerakan Pramuka di Indonesia diawali dengan didirikannya gerakan
Kepanduan penjajah Belanda di Indonesia yang bernama NIPV (Nederland
Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Pada saat yang
sama, para pejuang kemerdekaan Indonesia ikut mendirikan gerakan kepanduan yang
bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan
Nasional. Kemudian muncul bermacam-macam organisasi Kepanduan,antara lain JPO (Javaanse
Padvinders Organizatie), JJP (Jong Java Padvindery), SIAP (Sarekat
Islam Afdeling Padvinders), HW (Hisbul Wathon) dan lain-lain.
Pada akhirnya
Belanda mencurigai gerakan-gerakan Kepanduantersebut, sehingga Belanda melarang
gerakan Kepanduan yang menggunakan istilah Padvinders.Dengan
adanya larangan tersebut, K.H. Agus Salim menggunakan namaPandu
atau Kepanduan untuk mengganti nama Padvinders. Setelah
itu, organisasi Kepanduan Indonesia yang menggunakan istilah Padvindersmerubahnya
menjadi Pandu atau Kepanduan, seperti KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia),
BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia), dan lain-lain.
Nama Pandu
masih digunakan hingga masa kemedekaan.Karena banyaknya gerakan Kepanduan di Indonesia,
presiden Sukarno menyatukan Gerakan Kepanduan tersebut dalam satu wadah, yaitu
Gerakan Pramuka. Keputusan ini ditetapkan melalui Kepres No. 238 Tahun
1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh
Pjs. Presiden RI Ir. Juanda, karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke
Jepang.Di dalam Keppres ini Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai
satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan
pendidikan Kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama
sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang keberadaannya.
a.
Sejarah
Gerakan Pramuka pada Masa Penjajahan
Gerakan Pramuka Indonesia awal
ditandai dengan munculnya cabang Nederlandsche Padvinders Bestuur (NPO) pada
tahun 1912. Organisasi baru yang lahir ada pada tahun 1910 ini mampu
mempertahankan keberadaannya hingga pecah Perang Dunia I. dengan alasan NPO
memiliki kwartitr besar sendiri, mereka kemudian memutuskan untuk mengubah nama
mereka pada 1916 dan menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP).
Pada tahun yang sama, S.P.
Mangkunegara VII berencana untuk membuat kepanduan sendiri. Organisasi mereka
diberi nama Javaansche Padvinders Bestuur (JPO) dan menjadi organisasi
kepanduan pertama di Nusantara.
Lahirnya organisasi-organsasi Pramuka
juga memicu gerakan nasional lainnya. Di tempat lain, organisasi kepanduan milik
Muhammadiyah bernama Padvinder Muhammadiyah mengubah namanya menjadi Hizbul
Watan pada 1920.
Selain Muhammadiyah, ada juga
kepanduan milik Boedi Oetomo, yaitu Padvinderij Nationale, Syarikat Islam
Afdeling Padvinderij milik Syarikat Islam yang namanya kemudian berubah menjadi
Syarikat Islam Afdeling Pandu (SIAP), Nationale Islamietische Padvinderij
(NATIPIJ) yang berdiri berkat Jong Islamieten Bond, dan yang terakhir adalah
Indonesisch Nationale Padvinders Bestuur (INPO) yang berhutang budi kepada kaum
muda Indonesia pada proses berdirinya.
Pada tanggal 23 Mei 1928, rasa
kesatuan yang muncul dalam organisasi Kepanduan di Indonesia mulai
memanifestasikan dirinya dengan nama “Persaudaraan antara Pandu Indonesia”
(PAPI) yang beranggotakanh INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS.
Pada 1928 sampai 1935,
organisasi-organisasi kepanduan yang merintis lahirnya gerakan Pramuka di
Indonesia menjadi semakin banyak, baik didasarkan kebangsaan maupun agama.
Nama-nama organisasi yang didasarkan pada kebangsaan adalah:
• Pandu Indonesia (PI)
• Padvinders Organisatie Pasundan (POP)
• Pandu Kesultanan (PK)
• Sinar Pandu Kita (SPK)
• Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI)
Sementara organisasi yang berdasarkan keagamaan:
• Pandu Ansor
• Al Wathoni
• Hizbul Wathan
• Kepanduan Islam Indonesia (KII)
• Islamitische Padvinders Organisatie (IPO)
• Tri Darma (Kristen)
• Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI)
• Kepanduan Masehi Indonesia (KMI)
Untuk memperkuat persaudaraan antara
setiap organisasi, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)
berencana untuk mengatur Jambore besar. Kegiatan ini mengalami beberapa
perubahan dalam rencana waktu dan kegiatan, meskipun nama aktivitas disetujui
dengan nama ” Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem ” atau disingkat sebagai
PERKINO. Tanggal acara pun meski ada perdebatan akhirnya diputuskan pada
tanggal 19 Juli-23 Juli 1914 di kawasan Jogja.
Pengembangan gerakan Pramuka di
Indonesia sempat terhambat ketika para penjajah Belanda pergi dan digantikan oleh
pasukan Jepang. Selama pendudukan Jepang tidak boleh ada partai dan organisasi
rakyat bergerak aktif. Hal ini adalah memicu kemarahan karena kepanduan tidak
dapat dilanjutkan.
Meskipun ada aturan tentang
penolakan organisasi, beberapa anggota BPPKI tetap menginginkan adanya PERKINO
II. Masa-masa isolasi justru membuat semangat anggota tiap kepanduan menjadi
semakin kuat.
b.
Gerakan
Pramuka dalam periode Republik Indonesia
Bulan September 1945, beberapa orang
dari gerakan Kepanduan Indonesia memutuskan untuk melakukan pertemuan di
Yogyakarta untuk membentuk komite baru sebagai wadah dari organisasi yang lebih
besar.
Komite ini dikenal sebagai Panitia
Kesatuan Kepanduan Indonesia (KPPI). Dan pada saat yang sama segera menetapkan
tanggal pelaksanaan kongres kesatuan Pramuka. Kongres diselenggarakan pada
27-29 Desember dan terletak di Surakarta.
Sebagai hasilnya, dilahirkannya Pandu
Rakyat Indonesia. Pandu Rakyat Indonesia menghadapi masa-masa sulit ketika
ingin memperluas. Salah satu alasan bahwa ada serangan lagi dari Belanda mulai
17 Agustus 1984 di mana pada waktu itu ada seseorang yang berencana menembak
mati Soeprapto dan berhasil.
Pada wilayah yang akhirnya berhasil
dikuasai oleh Belanda, Pandu rakyat terpaksa menghentikan kegiatan. Ketika masa
perjuangan untuk mengusir Belanda dari tanah air selesai, Pandu Rakyat
Indonesia kembali menyelenggarakan Kongres Rakyat mereka 2 di Yogyakarta pada
tanggal 20 Desember sampai 22 Januari 1960.
Pokok pembicaraan pada Kongres ini
adalah untuk mencapai keputusan tentang bagaimana konsep baru. Lalu memberikan
kesempatan pada beberapa kelompok agar mereka dapat menyejahterakan kembali
organisasi mereka yang sudah runtuh.
Pada tahun 1953 IPINDO berhasil
menjadi anggota Pramuka dunia. Pada 10-20 Agustus 1955 IPINDO juga berhasil
mengadakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu, Jakarta. Sementara POPPINDO dan
PKPI pernah bersama-sama menyambut datangnya Lady Baden Powell (istri dari
Baden Powell) untuk Indonesia dalam perjalannya ke Australia. Pada tahun 1959,
menyelanggrakan perkemahan besar yang diadakan untuk Pramuka Putri yang disebut
“Desa Semanggi” di Ciputat. Tahun ini juga IPINDO mengirim sebuah kontingen ke
Jambore dunia di Gunung Makiling, Filipina.
Menyadari kelemahan yang ada, ketiga
Federasi akhirnya dibubarkan diri ke PERKINDO (kesatuan Kepanduan Indonesia).
Tapi ternyata Perkindo itu sendiri kurang kompak jadi cobalah dimanfaatkan oleh
Partai Komunis untuk dijadikan Pionir Muda seperti gerakan negara-negara
komunis lain.
Dimulai pada 1960-an, berbagai pihak,
termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai upaya untuk mengatur organisasi
Kepramukaan termasuk upaya untuk membangun gerakan Pramuka.
Pada Kamis malam 9 Maret 1961 Presiden
mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan Pramuka dan pemimpinnya di istana negara.
Presiden mengungkapkan bahwa Pramuka harus diperbarui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi Kepanduan ada dilebur menjadi satu
disebut Pramuka.
Presiden
juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka, terdiri dari Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, P dan K Menteri Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr. a.
Azis Saleh dan Menteri transmigrasi dan koperasi, komunitas pembangunan desa,
Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut Hari Tunas Gerakan Pramuka
Panitia ini kemudian mengolah anggaran
dasar gerakan Pramuka, sebagai lampiran Keppres RI nomor 238 tahun 1961,
tanggal 20 Mei 1961 tentang gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan gerakan
Pramuka sebagai satu-satunya Kepanduan ditugaskan untuk anak-anak dan kaum muda
Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut Hari Permulaan Tahun Kerja.
Kepres nomor 238 1961 ini ditandatangi
oleh Perdana Menteri IR. Juanda sebagai penjabat presiden karena Presiden
INDONESIA, Sukarno sedang berkunjung ke Jepang.
Pada tanggal 30 Juli 1961, di Istora
Senayan (sekarang Bung Karno Stadiun), tokoh-tokoh organisasi kepramukaan di
Indonesia yang menyatakan tulus membubarkan diri ke organisasi Gerakan Pramuka.
Hari bersejarah ini kemudian disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka
soekarno dan pramuka
c.
Presiden
Soekarno menyerahkan panji pramuka
Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan
pengukuhan Mapinas (MajelisPimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di Istana
Presiden, diikuti oleh pemberian Panji Pramuka dan defile Pramuka untuk
memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang diikuti oleh sekitar 10.000
Pramuka. Persitiwa sejarah ini kemudian disebut sebagai Hari Pramuka yang
dirayakan sampai saat ini.
Mapinas ketika dipimpin oleh Dr.
IR. Sukarno (Presiden RI) dan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan
Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr. a. Aziz Saleh. Sementara Kwarnas, dipimpin oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Letjen TNI Dr. a. Aziz Saleh sebagai Wakil
Ketua dan Ketua Kwarnari.
Pengembangan gerakan Pramuka mengalami
pasang surut dan pada periode tertentu yang kurang dianggap penting oleh anak
muda. Menyadari hal itu kemudian pada peringatan ulang tahun gerakan Pramuka
untuk 45-tahun 2006, Presiden Republik dari Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono
memulai revitalisasi gerakan kepanduan.
Pelaksanaan revitalisasi gerakan
Pramuka, antara lain dengan pembentukan organisasi gerakan Pramuka lewat upaya
penerbitan hukum No. 12 tahun 2010 tentang gerakan Pramuka.
BAB II
PERATURAN
BARIS-BERBARIS (PBB)
A. KETENTUAN
UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan
guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup Angkatan Bersenjata/masyarakat
yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Pasal 2
MAKSUD
DAN TUJUAN
1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas,
rasa persatuan, disiplin, sehingga dengan demikian senantiasa dapat
mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan individu dan secara tidak
langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.
2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap
dan tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas
pokok tersebut dengan sempurna.
3. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah rasa senasib
dan sepenanggungan serta ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan
tugas.
4. Yang dimaksud dengan disiplin adalah mengutamakan
kepentingan tugas diatas individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan
menyisihkan pilihan hati sendiri.
5. Yang dimaksud dengan rasa tanggung jawab adalah
keberanian untuk bertindak yang mengandung risiko terhadap dirinya tetapi
menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan yang akan
dapat merugikan kesatuan.
Pasal 3
KETENTUAN
KHUSUS
1. Para pimpinan wajib mengetahui adanya, mengenal
kegunaannya, serta senantiasa menegakkan peraturan tersebut.
2. Para pembantu pimpinan (kader) wajib paham isinya, mau
mengerjakannya, dan mampu melatihnya.
3. Semua warga Angkatan Bersenjata baik Perwira, Bintara
atau Tamtama wajib melaksanakan secara tertib (tepat) serta dilarang mengubah,
menambah atau mengurangi apa yang tertera dalam peraturan baris-berbaris ini.
Pasal 4
KEWAJIBAN
PELATIH
1. Terwujud atau tidaknya maksud dan tujuan peraturan ini
sangat tergantung kepada mutu serta kesanggupan seorang pelatih. Pelatih yang
melaksanakannya hanya karena tugas tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.
2. Hasil yang baik akan dapat diperoleh dengan memperhatikan
pokok-pokok
sebagai berikut:
a. Rasa kasih sayang
Seorang pelatih seharusnya dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh anak didik.
b. Persiapan
Persiapan yang baik adalah jaminan berhasilnya latihan yang
dikehendaki,
oleh karena itu pelatih harus mengadakan persiapan terlebih
dahulu
mengenai apa yang akan dilatih, pembagian waktu, alat-alat,
tempat dan
sebagainya.
c.
Mengenal tingkatan anak didik
Tiap tingkatan kemampuan seseorang/kelas membutuhkan metode
melatih tersendiri, oleh karena sebelum seorang pelatih memilih sesuau metode,
ia terlebih dahulu menilainya.
d. Tidak sombong
Keahlian dan kepandaian bukanlah hal-hal yang patut
dipamerkan, melainkan wajib diamalkan yang berarti dibimbingkan, dituntunkan,
sehingga dapat dimiliki oleh anak didik.
e. Adil
Selalu dapat memelihara adanya keseimbangan dalam segala hal
dengan cara memberikan pujian atau teguran pada tempatnya tanpa membeda-bedakan
satu dengan lainnya.
f. Teliti
Teliti mengandung arti selalu mengusahakan pelaksanaan
ketentuan-ketentuan sesuai dengan semestinya, sebaliknya tidak puas dengan
pelaksanaan yang setengah-setengah.
g. Sederhana
Untuk tidak mempesulit anak didik perlu diusahakan kalimat
maupun kata-kata yang mudah dimengerti. Pelatih bertindak seperlunya sesuai
dengan apa yang dituntutnya.
3. Perhatian khusus bahwa dengan latihan (drill) dimaksud
untuk mencapai kebiasaan atau kepahaman bertindak bukan untuk mengetahui saja.
Oleh karenanya hendaklah selalu diperhatikan jangan terlalu bercerita,
melainkan teladan, mencoba, mengoreksi, mengulangi sehingga paham
mengerjakannya.
catatan:
a. Guna mencegah terganggunya/rusaknya suasana pada
saat-saatbanyak memberikan aba-aba dan untuk membiasakan suara yang diperlukan
dalam memberikan aba-aba, maka para komandan/pemimpin pasukan agar diberi
latihan teratur (tiap hari).
b. Khusus dalam melatih sikap sempurna, pelatih agar
memberikan
perhatian/mengawasi ketentuan mengenai pandangan mata.
c. Banyak melatih barisan dalam bentuk saf maju jalan untuk
membiasakan pada waktu defile dan parade.
Pasal 5
ABA-ABA
1. Pengertian
Aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang
komandan/pimpinan pasukan kepada pasukan/barisan untuk dilaksanakan pada
waktunya secara serentak atau berturut-turut.
2. Macam aba-aba
Aba-aba terdiri atas 3 bagian dengan urutan:
a. Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan jika perlu untuk menegaskan
maksud dari aba-aba peringatan/pelaksanaan.
contoh:
1. Untuk perhatian – Istirahat di tempat = GERAK
2. Untuk istirahat – Bubar = JALAN
3. Jika aba-aba ditujukan khusus terhadap salah satu bagian
dari keutuhan
pasukan: Pleton II – Siap = GERAK
4. Selanjutnya lihat baris-berbaris kompi
5. Kecuali di dalam upacara: aba-aba petunjuk pada
penyampaian penghormatan terhadap seseorang, cukup menyebutkan jabatan orang
yang diberi hormat tanpa menyebutkan eselon satuan yang lebih tinggi
contoh:
a. Kepada kepala sekolah – Hormat = GERAK
b. Kepada kepala kantor wilayah – Hormat = GERAK
b. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti dari perintah yang cukup
jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
1. Lencang kanan = GERAK dan bukan LENCANG = KANAN
2. Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat =
ISRIRAHAT
c. Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk
melaksanakan
aba-aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau
berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang dipakai adalah:
1. GERAK
2. JALAN
3. MULAI
GERAK : adalah untuk gerakan-gerakan tanpa meninggalkan
tempat yang
menggunakan kaki dan gerakan-gerakan yang memakai anggota
tubuhlain, baik dalam keadaan berjalan maupun berhenti.
contoh:
1. Jalan di tempat = GERAK
2. Siap = GERAK
3. Hormat kanan = GERAK
4. Hormat = GERAK
JALAN : adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan
dengan
meninggalkan tempat.
contoh:
1. Haluan kanan/kiri = JALAN
2. Dua langkah ke depan = JALAN
3. Tiga langkah ke kiri = JALAN
4. Satu langkah ke belakang = JALAN
catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi
jaraknya, maka aba-aba
pelaksanaan harus didahului dengan aba-aba peringatan: MAJU
contoh:
1. Maju = JALAN
2. Haluan kanan/kiri Maju = JALAN
3. Melintang kanan/kiri Maju = JALAN
MULAI: adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang
harus dikerjakan
berturut-turut.
contoh:
1. Hitung = MULAI
2. Berbanjar/Bersaf Kumpul = MULAI
3. Cara menulis aba-aba
a. Aba-aba petunjuk dimulai dengan huruf besar dan ditulis
seterusnya dengan huruf kecil, atau semuanya huruf besar.
b. Aba-aba peringatan dimulai dengan huruf besar dan ditulis
seterusnya dengan huruf kecil yang satu dengan yang lainnya agak jarang, atau
semuanya huruf besar.
c. Aba-aba pelaksanaan ditulis seluruhnya dengan huruf
besar.
d. Semua aba-aba ditulis lengkap, walaupun ucapannya dapat dipersingkat.
e. Diantara aba-aba petunjuk dan aba-aba peringatan terdapat
garis penyambung/koma, antara aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan
terdapat dua garis bersusun/koma.
4. Cara memberi aba-aba
a. Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba pada dasarnya
harus berdiri dalam keadaan sikap sempurna dan menghadap pasukan.
b. Apabila aba-aba yang diberikan itu berlaku juga untuk si
pemberi aba-aba, maka pada saat memberikan aba-aba tidak menhadap pasukan.
contoh :
Waktu pemimpin upacara memberi aba-aba penghormatan kepada
Pembina upacara : Hormat = GERAK. Pelaksanaan : Pada waktu memberi aba-aba
pemimpin upacara/Danup menghadap ke arah Pembina upacara/Irup sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan. Setelah penghormatan selesai
dijawab/dibalas oleh pembina upacara/Irup maka dalam sikap “sedang member
hormat” Pemimpin upacara/Danup memberikan aba-aba : Tegak = GERAK dan setelah
aba-aba itu pemimpin upacara/Danup bersama-sama pasukan kembali ke sikap
sempurna.
c. Dalam rangka menyiapkan pasukan pada saat Pembina
upacara/Irup memasuki lapangan upacara dan setelah amanat pembina upacara/Irup
selesai,Pemimpin upacara/Danup tidak menghadap pasukan.
d. Pada taraf permulaan latihan aba-aba yang ditujukan
kepada pasukan yang sedang berjalan atau berlari, aba-aba pelaksanaannya selalu
harus diberikan bertepatan dengan jatuhnya salah satu kaki tertentu yang
pelaksanaan geraknya dilakukan dengan tambahan 1 langkah pada waktu berjalan
dan 3 langkah pada waktu berlari.
e. Sedang pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dapat
diberikan bertepatan dengan jatuhnya kaki yang berlawanan yang pelaksanaan
gerakannya dilakukan dengan tambahan 2 langkah pada waktu berjalan dan 4
langkah pada waktu berlari, kenudian berhenti atau maju dengan merubah bentuk dan
arah pada pasukan.
f. Semua aba-aba diucapkan dengan suara nyaring, tegas, dan
bersemangat.
g. Pemberian aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan
aba-aba peringatan
dan pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada.
h. Pemberian aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku
kata pertama
dan terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih
panjang menurut
besar-kecilnya pasukan. Aba-aba pelaksanaan senantiasa
diucapkan dengan
cara yang di”hentakkan”.
i. Waktu pemberi aba-aba peringatan dan pelaksanaan diperpanjang
sesuai
besar-kecilnya pasukan dan/atau tingkatan perhatian pasukan
(konsentrasi
pasukan). Dilarang memberi keterangan-keterangan lain di
sela-sela aba-
aba pelaksanaan.
j. Bila ada suatu bagian aba-aba diperlukan, maka
dikeluarkan perintah
“ulangi”
Contoh :
Kepada pemimpin upacara = ulangi Kepada pembina upacara –
Hormat =GERAK. Gerakan yang tidak termasuk aba-aba tetapi yang harus dijalankan
pula, dapat diberikan petunjuk-petunjuk sengan suara nyaring, tegas, dan
bersemangat. Biasanya dipakai pada waktu di lapangan, seperti: MAJU,
IKUT, BERHENTI, LURUSKAN, LURUS
Pasal 6
CARA
MELATIH BERHIMPUN
1. Apabila seorang pelatih/komandan ingin mengumpulkan
anggota bawahannya secara bebas, maka pelatih/komandan/pemimpin memberi
aba-aba: Berhimpun = MULAI
2. Pelaksanaan:
a. Pada waktu aba-aba peringatan seluruh anggota mengambil
sikap sempurna dan menghadap kepada yang memberi aba-aba.
b. Pada aba-aba pelaksanaan seluruh anggota mengambil sikap
lari, selanjutnya lari menuju ke depan pelatih/komandan.pemimpin, di mana ia
berada dengan jarak 3 langkah.
c. Pada waktu datang di depan pelatih/komandan/ pemimpin,
mengambil sikap sempurna, kemudian mengambil sikap istirahat.
d. Setelah aba-aba selesai, seluruh anggota mengambil sikap
sempurna, balik
kanan selanjutnya menuju tempat masing-masing.
e. Pada saat datang di depan pelatih/komandan/ pemimpin,
serta kembali, tidak menyampaikan penghormatan.
3. Yang dimaksud dengan berhimpun adalah semua anggota
datang si depan komandan/pemimin dengan berdiri bebas, dengan jarak tiga
langkah (lihat gambar).
O
OOO
OOOO
OOOO
O+O
O
3 Langkah
Catatan: Bentuknya mengikat, hanya jumlah saf
tidak mengikat
Pasal 7
CARA
MELATIH BERKUMPUL
1. Komandan/pelatih/pemimpin menunjuk seorang anggota untuk
berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya, orang ini dinamakan penjuru.
2. Komandan/pelatih/pemimpin memberikan perintah: Sdr.
Hartono sebagai
penjuru (bila penjuru bernama Hartono).
3. Penjuru mengambil sikap sempurna dan menghadap penuh
kepada yang
memberi perintah, selanjutnya mengulangi perintah sebagai
berikut: “Siap
Hartono sebagai penjuru”.
4. Penjuru mengambil sikap untuk lari menuju tempat komandan
/pelatih/ pemimpin yang memberi perintah.
5. Apabila bersenjata, mengambil sikap depan senjata
kemudian lari menuju
tempat komandan/pelatih/ pemimpin yang memberi perintah,
langsung pundak
kiri senjata.
6. Pada waktu aba-aba peringatan “Bersaf/Berbanjar Kumpul”
maka anggota lain mengambil sikap sempurna dan menghadap penuh pada
komandan/pelatih/pemimpin.
7. Pada aba-aba pelaksanaan anggota lainnya dengan serentak
mengambil sikap lari, selanjutnya penjuru memberi isyarat “LURUSKAN”, anggota
secara berturut-turut meluruskan diri.
8. Bila bersenjata, mengambil sikap depan senjata kemudian
lari menuju di
samping kiri/belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan
diri.
9. Cara meluruskan diri ke samping (bila bersaf) sebagai
berikut: Meluruskan lengan ke samping dengan tangan kanan digenggam, punggung
tanganmenghadap ke atas, kepala dipalingkan ke kanan dan meluruskan diri,
hingga dapat melihat dada orang-orang yang di sebelah kanannya. Penjuru yang
ditunjuk pada waktu berkumpul melihat ke kiri, setelah barisan terlihat lurus
maka penjuru memberikan isyarat dengan perkataan “LURUS”. Pada isyarat ini
penjuru melihat ke depan serta yang lain serentak menurunkan lengan kanan,
melihat ke depan dan kembali ke sikap sempurna. Bila bersenjata, maka senjata
di pundak kiri dan ditegakkan serentak.
10. Cara meluruskan diri ke depan (bila berbanjar) sebagai
berikut: Meluruskan
lengan kanannya ke depan, tangan digenggam, punggung tangan
menghadap keatas dan mengambil jarak satu lengan ditambah dua kepal dari orang
yang ada di depannya dan meluruskan diri ke depan. Setelah orang yang paling
belakang banjar kanan melihat barisannya sudah lurus, maka ia memberikan isyarat
dengan mengucapkan “LURUS”, pada isyarat ini serentak menurunka lengan kanan
dan kembali ke sikap sempurna.
11. Apabila bersenjata, maka setelah menegakkan tangan
kanannya kemudian
dengan serentak tegak senjata.
Catatan :
Bila lebih dari 9 orang selalu berkumpul dalam bersaf tiga
atau berbanjar tiga, kalau kurang dari 9 orang menjadi bersaf/berbanjar satu.
Meluruskan ke depan hanya digunakan dalam bentukberbanjar.
12. Penunjukkan penjuru tidak berdasarkan kepangkatan.
Pasal 8
CARA
MELATIH MENINGGALKAN BARISAN
1. Apabila pelatih memberikan perintah kepada seseorang dari
barisannya,terlebih dahulu ia memanggil orang itu ke luar barisan dan
memberikan perintahnya apabila orang tersebut telah berdiri dalam sikap
sempurna. Orang yang menerima perintah ini harus mengulangi perintah tersebut
sebelum melaksanakannya dan mengerjakan perintah itu dengan bersemangat.
Tata cara keluar barisan:
a. Bila keluar bersaf:
1. Untuk saf depan, tidak perlu balik, tetapi langsung
menuju arah yang
memanggil.
2. Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian
melalui saf paling
belakang selanjutnya memilih jalan yang terdekat menuju arah
yang
memanggil.
3. Bagi orang yang berada di ujung kanan maupun kiri, tanpa
balik kanan
langsung menuju arah yang memanggil (termasuk saf 2 dan 3).
b. Bila pasukan berbanjar:
1. Untuk saf depan tidak perlu balik kanan, langsung menuju
arah yang
memanggil.
2. Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian
melalui saf paling
belakang selanjutnya memilih jalan yang terdekat menuju arah
yang
memanggil.
c. Cara menyampaikan laporan dan penghormatan apabila
anggota dipanggil
sedang dalam barisan sebagai berikut:
1. Komandan/pelatih/pemimpin memanggil: “Ahmad tampil ke
depan”
setelah selesai dipanggil orang yang dipanggil tersebut
mengucapkan
kata-kata “Siap Ahmad Tampil ke depan”, kemudian keluar
barisan
sesuai dengan tata cara keluar barisan.
2. Kemudian menghormat sesuai PPM, setelahselesai menghormat
mengucapkan kata-kata: “Lapor, siap menghadap”. Selanjutnya menunggu perintah.
3. Setelah mendapat perintah/petunjuk, mengulangi perintah
tersebut.
Contoh:
“Berikan aba-aba di tempat”. Selanjutnya melaksanakan
perintahyangdiberikanolehkomandan/pelatih/pemimpin (memberikan aba-aba di
tempat).
4. Setelah selesai melaksanakan perintah/petunjuk,kemudian
menghadap
±6 langkah di depan komandan/pelatih/pemimpin yang memanggil
dan
mengucapkan kata-kata: “Memberikan aba-aba di tempat telah
dilaksanakan, Laporan selesai”.
5. Setelah mendapat perintah “Kembali ke tempat”, anggota
tersebut
mengulangi perintah kemudian menghormat, selanjutnya kembali
ke
tempat.
2. Jika pada waktu dalam barisan salah seorang meninggalkan
barisannya, maka terlebih dahulu harus mengambil sikap sempurna dan minta ijin
kepada komandan/pelatih/pemimpin yang memanggil dengan cara mengangkat tangan
kanannya ke atas (tangan dibuka, jari-jari dirapatkan).
Contoh:
Anggota yang akan meninggalkan barisan mengangkat tangan.
komandan/pelatih/pemimpin bertanya: “Ada apa?” Anggota menjawab: “ke belakang”
komandan/pelatih/ pemimpin memutuskan: “Baik, lima menit kembali” Anggota yang
meninggalkan barisan mengulangi: “Lima menit kembali”
3. Setelah mendapat ijin, ia keluar dari barisannya
selanjutnya menuju tempat sesuai keperluannya.
4. Bila keperluannya telah selesai, maka orang tersebut
menghadap ±6 langkah di depan komandan/pelatih/pemimpin, menghormat dan laporan
sebagai berikut: “Lapor, Ke belakang selesai Laporan selesai”. Setelah ada
perintah dari komandan/pelatih/pemimpin “Masuk barisan” maka orang tersebut
mengulangi perintah kemudian menghormat, balik kanan dan kembali ke barisannya
pada kedudukan semula.
Pasal 9
CARA
MELATIH GERAKAN BERJALAN
1. Untuk melatih seseorang tentang gerakan berjalan, ia
disuruh berjalan sesua dengan petunjuk dari pelatih. Pelatih memperhatikan
gayanya, diperbaiki dan disesuaikan dengan gaya “Langkah Biasa”.
2. Mula-mula hanya diperhatikan gerakan kaki saja, dimulai
dengan meletakkan kaki, lalu tempo irama dan panjangnya langkah. Selanjutnya
gerakan lengan dan badan.
Pasal 10
TATA
CARA PENGHORMATAN
1. Sebagai dasar pegangan mengenai tata cara memberi hormat
apa yang telahtercantum dalam pasal 5 PPM/AB.
2. Untuk membiasakan pelaksanaannya dengan cara yang sama,
wajib diadakan latihan-latihan sebagai berikut:
a. Penghormatan perorangan, bertutup kepala tanpa senjata dalam
keadaan berhenti/berdiri.
1. Pasukan disuruh berdiri dalam bentuk huruf U.
2. Pelatih menggambarkan tentang adanya garis lurus yang
terdapat antara samping paha kanan dan bagian tertentu dari tutup kepala.
3. Dalam sikap sempurna dengan tangan terkepal, pelatih
memerintahkan menunjuk dengan jari telunjuk kebagian daripada tutup kepala
yangmerupakan tempat ujung jari pada gerakan langsung melalui garis lurus ini
yaitu dari samping paha kanan ke bagian tertentu tutup kepala.
4. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang menunjuk dan kembali
bersikap
sempurna yang akhirnya menggantikan gerakan menunjuk itu
dengan
seluruh telapak tangan terbuka.
b. Penghormatan sambil memalingkan kepala ke kanan/kiri
1. Sebelum melakukan gerakan gabungan, terlebih dahulu
diperintahkan untuk memalingkan kepala secara baik ke kiri dan ke kanan.
2. Kemudian memalingkan kepala disertai gerakan
penghormatan.
c. Penghormatan perseorangan, bertutup kepala, tanpa senjata
dalam keadaan berjalan. Anggota-anggota pasukan diperhatikan berjalan dari arah
kanan ke kiri, atau sebaliknya melalui depan pelatih sambil member hormat.
d. Penghormatan perseorangan, bertutup kepala, tanpa
senjata, satu dan
lainnya dalam keadaan berjalan.
1. Pasukan dibagi atas 2 pasukan yaitu pasukan A dan B.
Misalnya pasukan
A di sebelah barat sebagai atasan dan pesukan B sebagai
bawahan.
2. Masing-masing pasukan dimulai dengan nomor urut satu dan
seterusnya berjalan berpapasan dengan jarak sepuluh langkah tiap anggota.
3. Tiap-tiap anggota pasukan B yang berpapasan dengan
anggota pasukan
A memberikan penghormatan dan pasukan A membalas
penghormatan.
4. Demikian seterusnya sampai seluruh anggota pasukan
berpapasan dan
pelatih memerintahkan bergantian pasukan B sebagai atasan.
e. Penghormatan pasukan, bertutup kepala, tanpa senjata
dalam keadaan
berjalan.
1. Pasukan disuruh membentuk formasi pleton berbanjar.
Pelatih menjadi
atasan untuk diberi penghormatan oleh pasukan.
2. Seorang ditunjuk menjadi Danton/pemimpin pasukan.
3. Pasukan bergerak dengan langkah biasa dan pada jarak
tertentu sebelum
memberikan penghormatan melakukan gerakan “Langkah
tegap”.
4. Pada aba-aba “Hormat kanan/kiri = GERAK” maka dilakukan
gerakan-
gerakan sebagai berikut:
a. Danton/pemimpin pasukan bersama pasukan member
penghormatan seperti hormat bertutup kepala tanpa senjata (pasal 5 ayat 2a PPM)
pasukan memalingkan kepala dengan batas 45° kepada pelatih.
b. Pelatih membalas penghormatan.
c. Kemudian Danton/pimpinan pasukan memberi aba-aba “Tegak =
GERAK”. Danton/pemimpin pasukan dan pasukannya memalingkan
kepala kembali serentak dan kedua tangan dilenggangkan
dengan
tetap langkah tegap.
d. Dilanjutkan dengan aba-aba Langkah biasa = JALAN.
B.
GERAKAN PERORANGAN TANPA
SENJATA GERAKAN DASAR
Pasal 11
SIKAP
SEMPURNA
Aba-aba: Siap = GERAK
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, kedua
tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 45°, lutut lurus dan paha dirapatkan,
berat badan dibagi atas kedua kaki. Perut ditarik sedikit dan dada dibusungkan,
pundak ditarik ke belakang sedikit dan tidak dinaikkan. Lengan rapat pada
badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa
dirapatkan pada paha, punggung ibu jari menghadap ke depan, mulut ditutup, mata
memandang lurus ke depan,bernapas sewajarnya.
Pasal 12
ISTIRAHAT
Aba-aba: Istirahat – di – tempat = GERAK
Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke
samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (±30 cm).
2. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di pinggang,
punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan
dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu
jari dan telunjuk serta kedua lengan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a. Dalam keadaan parade di mana diperlukan pemusatan pikiran
dan kerapian
istirahat dilakukan atas aba-aba “Parade – Istirahat di
tempat = GERAK.
Pelaksanaan sama dengan tersebut di atas, hanya tangan
ditarik ke atas sedikit,
tidak boleh bergerak, tidak berbicara, dan pandangan tetap
ke depan.
b. Dalam keadaan parade maupun bukan parade apabila akan
diberikan suatu amanat atau sambutan oleh atasan/pembina, maka istirahat
dilakukan atas aba-aba: “Untuk perhatian – Istirahat di tempat = GERAK”.
Pelaksanaan sama dengan tersebut dalam titik a, dan pandangan ditujukan kepada
pemberi perhatian/ amanat/sambutan.
Pasal 13
PERIKSA
KERAPIHAN
Aba-aba: Periksa kerapihan = MULAI
1. Tanpa senjata:
a. Periksa kerapihan dimaksudkan untuk merapihkan
perlengkapan yang dipakai anggota pada saat itu dan pasukan dalam keadaan istirahat
(pasal 12).
b. Pelaksanaan:
1. Pada aba-aba peringatan, pasukan secara serentak
mengambil sikap sempurna.
2. Pada saat aba-aba pelaksanaan dengan serentak
membungkukkan badan masing-masing, mulai memeriksa atau membetulkan
perlengkapannya dari bawah (ujung kaki ke atas sampai ke tutup kepala).
3. Setelah yakin sudah rapih, masing-masing anggota pasukan
mengambil sikap sempurna (pasal 11).
4. Setelah Pelatih/danpas/pemimpin pasukan melihat semua
pasukannya sudah selesai (sudah dalam keadaan sikap sempurna) maka
Pelatih/danpas/pemimpin pasukan memberi aba-aba = SELESAI.
5. Pasukan dengan serentak mengambil sikap istirahat (pasal
12).
2. Bersenjata (khusus ABRI).
Pasal 14
BERKUMPUL
Pada dasarnya
berkumpul selalu dilakukan dengan bersaf, kecuali keadaan ruang tidak
memungkinkan.
1. Berkumpul bersaf. Aba-aba: Bersaf - Kumpul = MULAI.
Pelaksanaan:
a. Sebelum aba-aba peringatan, pelatih/komandan/ pemimpin
pasukan menunjuk salah seorang sebagai penjuru.
b. Yang ditunjuk sebagai penjuru mengambil sikap sempurna
dan menghadap penuh komandan/pelatih/ pemimpin yang memberi perintah,
selanjutnya mengucapkan: Siap Ahmad sebagai penjuru (bila nama penjuru Ahmad)
c. Penjuru mengambil sikap untuk lari, kemudian lari menuju
ke depan komandan/pelatih/pemimpin yang memberi perintah pada jarak ±4 langkah
di depan komandan/pelatih/pemimpin yang memberi perintah.
d. Pada waktu aba-aba peringatan, maka anggota lainnya
mengambil sikap
sempurna dan menghadap penuh kepada
komandan/pelatih/pemimpin yang memberi perintah.
e. Pada aba-aba pelaksanaan, seluruh anggota (kecuali
penjuru) secara serentak mengambil sikap untuk lari, kemudian lari menuju
samping kiri penjuru, selanjutnya penjuru mengucapkan “Luruskan”.
f. Anggota lainnya secara berturut-turut meluruskan diri
dengan mengangkat lengan kanan ke samping kanan, tangan kanan digenggam,
punggung tangan menghadap ke atas, kepala dipalingkan ke kanan dan meluruskan
diri, hingga dapat melihat dada orang-orang yang di sebelah kanannya sampai ke
penjuru kanan, mata penjuru melihat ke kiri, setelah barisan terlihat lurus
maka penjuru mengucapkan “Lurus”. Pada isyarat ini penjuru melihat ke depan
yang lain serentak menurunkan lengan kanan, melihat kedepan dan kembali sikap
sempurna.
2. Berkumpul berbanjar. Aba-aba: Banjar – Kumpul = MULAI.
Pelaksanaan:
a. Sama dengan pasal 14 sub a s.d. d
b. Pada aba-aba pelaksanaan, seluruh anggota (kecuali
penjuru) secara serentak mengambil sikap untuk lari, kemudian lari menuju ke
belakang penjuru, selanjutnya penjuru mengucapkan “Luruskan”.
c. Anggota lainnya secara berturut-turut meluruskan diri
dengan mengangkat lengan kanan ke depan, tangan kanan digenggam, punggung
tangan menghadap ke atas, mengambil jarak satu lengan ditambah dua kepal dari
orang yang ada di depannya dan meluruskan diri ke depan. setelah orang paling
belakang/banjar kanan paling belakang melihat barisannya lurus maka ia memberi
isyarat dengan mengucapkan “Lurus”. Pada isyarat ini seluruh anggota yang di
banjar kanan serentak menurunkan lengan kanan dan kembali sikap sempurna.
Pasal 15
LENCANG
KANAN/KIRI
1. Lencang kanan/kiri (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba: Lencang kanan/kiri = GERAK.
Pelaksanaan:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna. Pada aba-aba
pelaksanaan semua mengangkat lengan kanan/kiri ke samping kanan/kiri, jari-jari
tangan kanan/kiri menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas. Bersamaan
dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri dengan tidak terpaksa kecuali
penjuru kanan/kiri tetap menghadap ke depan. Masing- masing meluruskan diri
hingga dapat melihat dada orang yang ada di sebelah kanan/kiri sampai kepada
penjuru kanan/kirinya. Jarak ke samping harus sedemikian rupa, hingga
masing-masing jari menyentuh bahu kiri orang yang ada di sebelah kanannya.
Kalau lencang kiri maka masing-masing tangan kirinya menyentuh bahu kanan orang
yang berada di sebelah kirinya. Penjuru kanan/kiri tidak berubah tempat.
Catatan:
a. Kalau bersaf tiga mereka yang berada di saf tengah dan
belakang kecuali
penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata,
ikut pula memalingkan muka ke samping kanan/kiri dengan tidak mengangkattangan.
Penjuru pada saf tengah dan belakang mengambil jarak ke depan sepanjang satu
lengan ditambah dua kepal dan setelah lurusmenurunkan tangan. Setelah
masing-masing anggota berdiri lurus dalam barisan, maka semuanya berdiri di
tempatnya dan kepala tetap dipalingkan ke kanan/kiri. Semua gerakan dikerjakan
dengan badan tegak seperti dalam sikapsempurna. Pada aba-aba “Tegak = GERAK”
semua anggota dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke
depan berdiri dalam sikap sempurna.
b. Pada waktu komandan/pelatih/pemimpin pasukan memberikan
aba-aba
lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya,
komandan/
pelatih/pemimpin yang berada dalam barisan itu memeriksa
kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan, dengan menitik beratkan kepada
kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
2. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba: Setengah lengan lencang kanan = GERAK
Pelaksanaan:
Seperti lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang
(bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelah
kanan/kirinya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat
jari lainnya rapat satu sama lainnya di sebelah depan. Pada aba-aba Tegak =
GERAK semua serentak menurunkan lengan memalingkan muka kembali ke depan dan
berdiri dalam sikap sempurna
3. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba: Lencang depan = GERAK
Pelaksanaan:
Penjuru tetap sikap sempurna, banjar kanan nomor dua dan
seterusnya
meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan. Bila berbanjar
tiga maka saf depan mengambil jarak satu/setengah lengan di samping kanan,
setelah lurus menurunkan tangan, serta menegakkan kepala kembali dengan
serentak.Anggota-anggota yang ada di banjar tengah dan kiri melaksanakannya
tanpa mengangkat tangan.
Pasal 16
BERHITUNG
Aba-aba: Hitung = MULAI
Pelaksanaan:
Jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan penjuru tetap
melihat ke depan, sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke
kanan. Pada aba- aba pelaksanaan, berturut-turut tiap pasukan mulai dari
penjuru kanan menyebut nomornya sambil memalingkan muka kembali ke depan. Jika
berbanjar, maka pada aba-aba peringatan semua pasukan tetap dalam sikap
sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan tiap pasukan mulai dari penjuru kanan depan
berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing, penyebutan nomor
diucapkan penuh.
Pasal 17
PERUBAHAN
ARAH
1. Hadap Kanan/Kiri
Aba-aba: Hadap kanan/kiri = GERAK
Pelaksanaan:
a. Kaki kanan/kiri diajukan melintang di depan kaki
kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan
berpindah ke kaki kiri/kanan.
b. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri
90°.
c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
seperti dalam keadaan sikap sempurna.
2. Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba: Hadap serong kanan/kiri = GERAK
Pelaksanaan:
a. Kaki kanan/kiri diajukan ke muka berjajar dengan kaki
kiri/kanan
b. Berputar arah 45° ke kanan/kiri
c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
3. Balik kanan
Aba-aba: Balik kanan = GERAK
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih
dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta dengan
badan diputar kek kanan 180°. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.
Pasal 18
MEMBUKA
ATAU MENUTUP BARISAN
1. Buka barisan
Aba-aba: Buka barisan = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing
membuat satu
langkah ke kanan dan kiri, sedangkan regu tengah tetap di tempat.
2. Tutup barisan
Aba-aba: Tutup barisan = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing
membuat satu
langkah kembali ke kiri dan kanan, sedangkan regu tengah
tetap di tempat.
Pasal 19
BUBAR
Aba-aba: Bubar = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba tiap pasukan menyampaikan penghormatan kepada
komandan, sesudah dibalas kembali dalam sikap sempurna kemudian melakukan balik
kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, melaksanakan gerakan
seperti langkah pertama dalam gerakan maju jalan, selanjutnya bubar menuju
tempat masing-masing.
C.
GERAKAN PERORANGAN TANPA
SENJATA GERAKAN BERJALAN
Pasal 20
PANJANG,
TEMPO, DAN MACAM LANGKAH
Langkah dapat dibeda-bedakan sebagai berikut:
No Macam langkah Panjang Tempo:
1. Langkah biasa 65 cm 110 tiap menit
2. Langkah tegap 65 cm 110 tiap menit
3. Langkah perlahan 40 cm 30 tiap menit
4. Langkah ke kanan/kiri 40 cm 70 tiap menit
5. Langkah ke belakang 40 cm 70 tiap menit
6. Langkah ke depan 60 cm 70 tiap menit
7. Langkah di waktu lari 80 cm 165 tiap menit
Panjangnya suatu langkah diukur dari tumit ke tumit. Bila
dalam peraturan disebut satu langkah, maka panjangnya 70 cm.
Pasal 21
MAJU
JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba: Maju = JALAN
Pelaksanaan:
a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan ke depan,
lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ±20 cm,
kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak satu langkah dan selanjutnya
berjalan dengan langkah biasa.
b. Langkah pertama dilakukan dengan melangkah, lengan kanan
ke depan 90°, lengan kiri ke belakang 30° ke belakang dengan tangan
menggenggam. Pada langkah-langkah selanjutnya lengan kanan dan kiri lurus
dilenggangkan ke depan 45° dan ke belakang 30°, banjar kanan depan mengambil
dua titik yang terletak dalam satu garis sebagai arah barisan. Seluruh anggota
meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher. Dilarang keras:
Berbicara
Melihat ke kiri atau kanan Pada waktu melenggangkan lengan
supaya jangan kaku.
Pasal 22
LANGKAH
BIASA
1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu
sikap sempurna.
Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut kaki dibengkokan
sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak
yang telah ditentukan.
2. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa.
Pertama tumit
diletakkan di tanah selanjutnya seluruh kaki. Lengan
dilenggangkan dengan
sewajarnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan,
ke depan 45° dan ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam dengan tidak
terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
3. Bila berjalan dengan hubungan pasukan agar menggunakan
hitungan irama langkah (untuk kendali kesamaan langkah).
Pasal 23
LANGKAH
TEGAP
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba: Langkah tegap – maju = JALAN
Pelaksanaan:
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar
satu langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara
kaki dihentakkan terus-menerus tetapi tidak berlebihan, telapak kaki rapat dan
sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersamaan
dengan langkah pertama tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke samping
luar, ibu jari tangan menghadap ke atas, lenggang lengan 90° ke depan dan 30°
ke belakang.
2. Dari langkah biasa
Aba-aba: Langkah tegap = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di
tanah, ditambah satu langkah selanjutnya berjalan langkah tegap.
3. Kembali ke langkah biasa (sedang berjalan)
Aba-aba: Langkah biasa = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan atau
kiri jatuh di tanahditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah
biasa, hanya dengan langkah biasa, hanya langkah pertama dihentakkan
selanjutnya berjalan langkah biasa.
Catatan:
Dalam keadaan sedang berjalan cukup menggunakan aba-aba
peringatan: Langkah
tegap atau Langkah biasa = JALAN pada tiap-tiap perubahan
langkah (tanpa kata maju).
Pasal 24
LANGKAH
PERLAHAN
1. Untuk berkabung (mengantar jenazah).
Aba-aba: Langkah perlahan Maju = JALAN
Pelaksanaan:
a. Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b. Pada aba-aba JALAN kaki kiri dilangkahkan ke depan, kaki
kiri ditarik ke
depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri,
kemudian dilanjutkan
ditapakkan di depan kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah
kaki kiri
menapak segera disusul dengan kaki kanan ditari ke depan dan
ditahan
sebentar di mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan di depan
kaki kiri.
c. Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti
semula.
Catatan:
A) Dalam sedang berjalan, aba-aba adalah langkah perlahan =
JALAN yang diberikan pada waktu kaki kanan atau kiri jatuh di tanah ditambah
satu langkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
B) Tapak kaki pada saat melangkah (menginjak tanah) tidak
dihentakkanrata-rata untuk lebih khidmat.
2. Berhenti dari langkah perlahan
Aba-aba: Henti GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan atau
kiri dirapatkan pada kaki kanan atau kiri menurut irama langkah biasa dan
mengambil sikap sempurna.
Pasal 25
LANGKAH
KE SAMPING
Aba-aba: Langkah ke kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kanan/kiri dilangkahkan ke
kanan/kiri sepanjang ±40 cm. Selanjutnya kaki kanan/kiri dirapatkan pada kaki
kiri/kanan, sikap akan tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya
hanya boleh dilakukan empat langkah.
Pasal 26
LANGKAH
KE BELAKANG
Aba-aba: Langkah ke belakang = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan melangkah ke belakang mulai dengan
kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai tempo yang telah ditentukan
(pasal 20),menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh
dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya,
hanya boleh dilakukan empat langk
Pasal 27
LANGKAH
KE DEPAN
Aba-aba: Langkah ke depan = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan melangkah ke depan mulai dengan
kaki kiri menurut panjangn langkah 60 cm dan tempo langkah 70 tiap menit,
menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti kaki langkah
tegap (pasal 23) dan dihentakkan terus-menerus. Lengan tidak boleh
dilenggangkan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya, boleh
dilakukan empat langkah.
Pasal 28
LANGKAH
DI WAKTU LARI
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba: Lari Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba peringatan dua tangan dikepalkan dengan lemas
dan diletakkan dipinggang sebelah depan, dengan punggung tangan menghadap ke
luar, kedua siku sedikit ke belakang, badan agak condongkan ke depan. Pada
aba-aba pelaksanaan dimulai lari dengan panjang langkah 80 cm dan tempo langkah
165tiap menit dengan cara kaki diangkat secukupnya, telapak kaki diletakkan
dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak
kaku.
2. Dari langkah biasa
Aba-aba: Lari = JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan aba-aba peringatan
(pasal 28 ayat 1). Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri
jatuh ke tanah. Kemudian ditambah satu langkah. selanjutnya berlari menurut
ketentuan yang ada.
3. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba: Langkah biasa = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ke
tanah ditambah 3 langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimulai
dengan kaki kiri dihentakkan, bersamaan dengan itu kedua lengan dilenggangkan.
Catatan:
Untuk berhenti dengan keadaan berlari, diberikan aba-aba:
Henti = GERAK.
Aba=aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan atau
kiri jatuh di tanah
ditambah 3 langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian
kedua kepalan tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
Pasal 29
LANGKAH
MERDEKA
1. Dari langkah biasa
Aba-aba: Langkah merdeka = JALAN
Pelaksanaan:
Anggota berjalan bebas tanpa terikat ketentuan panjang,
macam, dan tempo langkah. Atas pertimbangn komandan, anggota dapat diizinkan
untuk berbuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain:
berbicara, buka topi, dan menghapus keringat).
Catatan:
Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh
atau di luar
kota atau lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang
meninggalkan
barisan.
2. Kembali ke langkah biasa
Untuk melakukan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan
petunjuk samakan
langkah. Setelah langkah sama, komandan dapat memberikan
aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
Aba-aba: Langkah biasa = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh di tanah
kemudian di tambah satu langkah dan mulai berjalan dengan
langkah biasa,
hanya langkah pertama dihentakkan.
Pasal 30
GANTI
LANGKAH
Aba-aba: Ganti langkah = JALAN
Pelaksanaan:
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah
ditambah satu langkah. Sesudah itu ujung kaki kanan atau kiri yang sedang di
belakang dirapatkan kepada tumit kaki sebelahnya. Bersamaan dengan itu lenggang
tangan dihentikan tanpa dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan
dengan langkah baru yang disamakan. Langkah pertama tetap sepanjang satu
langkah. Kedua gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
Pasal 31
JALAN
DI TEMPAT
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba: Jalan di tempat = GERAK
Pelaksanaan:
Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut bergantian diangkat
setinggi paha rata-rata (horisontal), ujung kaki menuju bawah dan tempo langkah
sesuai dengan tempo langkah biasa. Badan tegak pandangan mata tetap ke depan,
lengan tetap lurus dirapatkan pada badan (tidak dilenggangkan).
2. Dari langkah biasa
Aba-aba: Jalan di tempat = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan atau
kiri jatuh di tanah.kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya di mulai dengan
kaki kanan/kiriberjalan di tempat, selanjutnya gerakan di tempat.
3. Dari jalan di tempat ke langkah biasa Aba-aba: Maju =
JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ke
tanah, kemudian ditambah satu langkah di tempat dan mulai berjalan dengan
menghentakkan kaki kiri satu langkah ke depan dan selanjutnya berjalan langkah
biasa.
4. Dari jalan di tempat ke berhenti Aba-aba: Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan.kiri
jatuh di tanah lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya kaki kanan/kiri
dirapatkan pada kaki kanan menurut irama langkah biasa mengambil sikap
sempurna.
Pasal 32
BERHENTI
Aba-aba: Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dibrikan pada waktu kaki kanan/kiri
jatuh di tanah. Setelah ditambah satu langkah selanjutnya kaki kanan/kiri
dirapatkan kemudian mengambil sikap sempurna.
Pasal 33
HORMAT
KANAN/KIRI
1. Gerakan hormat kanan/kiri
Aba-aba: Hormat kanan/kiri = GERAK
Pelaksanaan:
Gerakan ini dilakukan pada waktu berjalan dengan langkah
tegap. Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah,
kemudian
ditambah satu langkah, langkah berikutnya kepala dipalingkan
dan pandangan mata diarahkan kepada yang diberi hormat sampai hingga ada
aba-aba “Tegak = GERAK”. Penjuru kanan/kiri tetap melihat ke depan untuk
memelihara arah. Setelah arah pandangan yang diberi hormat mencapai sudut 45°
dari pada pandangan lurus ke depan, maka kepala dan pandangan mata tetap pada
arah tersebut hingga dapat aba-aba “Tegak = GERAK”.
Catatan:
Pada saat penghormatan apabila bersenjata/pundak bersenjata,
tangan kanan tetap melenggang. Apabila tidak bersenjata, lengan kiri tidak
melenggang tangan kanan menyampaikan penghormatan.
2. Gerakan selesai menghormat
Aba-aba: Tegak = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di
tanah. Setelah ditambah satu langkah, lengan dilenggangkan (kembali langkah
tegap)
Pasal 34
PERUBAHAN
ARAH DARI BERHENTI KE BERJALAN
1. Ke hadap kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Hadap kanan/kiri – Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Membuat gerakan hadap kanan/kiri. Pada hitungan ketiga kaki
kiri/kanan tidakdirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.
2. Ke hadap serong kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Hadap serong kanan/kiri – Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Membuat gerakan hadap serong kanan/kiri. Pada hitungan
ketiga kaki
kiri/kanan tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti
gerakan maju jalan.
3. Ke balik kanan maju jalan
Aba-aba: Balik kanan – Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Membuat gerakan Balik kanan. Gerakan selanjutnya pada
hitungan ketiga mulai melangkah dengan kaki kiri dan dilanjutkan dengan langkah
biasa.
4. Ke belok kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Belok kanan/kiri – Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Penjuru depan merubah arah 90° ke kanan/kiri dan mulai
berjalan ke arah
Tertentu. Pasukan lainnya mengikuti gerakan-gerakan ini
setibanya pada tempat belokan tersebut (tempat penjuru berbelok).
Catatan:
Aba-aba dua kali belok kanan/kiri maju = JALAN dan tiap-tiap
banjar dua kali
belok kanan/kiri maju = JALAN.
Pasal 35
PERUBAHAN
ARAH DARI BERJALAN KE BERJALAN
1. Ke hadap kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Hadap kanan/kiri – Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu langkah, gerakan selanjutnya seperti
tersebut pada
pasal 34 ayat 1.
2. Ke hadap serong kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Hadap serong kanan/kiri – Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu langkah, gerakan selanjutnya seperti
tersebut pada
pasal 34 ayat 2.
3. Ke balik kanan maju jalan
Aba-aba: Balik kanan – Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu/dua langkah, gerakan selanjutnya kaki
kiri melintang ke depan kaki kanan secara bersamaan tumit kaki, tangan, dan
badan diputar kekanan sebesar 180°, kaki kiri dihentakkan seperti langkah
pertama, selanjutnyaberjalan seperti langkah biasa.
4. Ke belok kanan/kiri maju jalan
Aba-aba: Belok kanan/kiri – Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh di tanah,
kemudian ditambah satu langkah, kemudian penjuru depan
merubah arah 90° ke kanan/kiri dan mulai berjalan ke arah yang baru. Pasukan
lainnya mengikuti gerakan-gerakan ini setibanya pada tempat belokan tersebut
(tempat penjuruberbelok).
Catatan:
a. Aba-aba: dua kali belok kanan/kiri maju = JALAN
Pelaksanaan:
Seperti tersebut di atas yang selanjutnya setelah dua
langkah berjalan
kemudian melakukan gerakan belok kanan/kiri jalan lagi.
b. Aba-aba: tiap-tiap banjar dua kali belok kanan/kiri maju
= JALAN.
Pelaksanaan:
Seperti tersebut di atas tetapi tiap-tiap banjar membuat
langsung dua kali
belok kanan/kiri pada tempat di mana aba-aba pelaksanaan
diberikan.
Perubahan arah kiri 180°. Tujuan gerakan dari catatan a dan
b guna
membelokkan pasukan di ruang/lapangan yang sempit.
Pasal 36
PERUBAHAN
ARAH DARI BERJALAN KE BERHENTI
1. Ke hadap kanan/kiri berhenti
Aba-aba: Hadap kanan/kiri Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh di tanah, kemudian ditambahkan satu langkah, gerakan selanjutnya seperti
gerakan hadap kanan/kiri
2. Ke hadap serong kanan/kiri berhenti
Aba-aba: Hadap serong kanan/kiri Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh di tanah, kemudian ditambahkan satu langkah, gerakan selanjutnya seperti
gerakan
hadap serong kanan/kiri.
3. Ke balik kanan berhenti
Aba-aba: Balik kanan Henti = GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan
jatuh di tanah,
kemudian ditambahkan satu/dua langkah, gerakan selanjutnya
kaki kiri
melintang ke depan kaki kanan secara bersamaan tumit kaki,
tangan, dan badan diputar ke kanan sebesar 180°, selanjutnya kaki kiri
dirapatkan dengan kaki kanan (sikap sempurna).
Pasal 37
PERUBAHAN
ARAH PADA WAKTU BERLARI
Perubahan arah
pada waktu berjalan yang ditentukan pada pasal 35 dan 36 dapat dilakukan juga
oleh pasukan dalam keadaan berlari dengan perbedaan bukan ditambah satu langkah
tetapi tiga langkah.
Pasal 38
HALUAN
KANAN/KIRI
Gerakan ini
hanya dilakukan dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa
merubah bentuk.
1. Berhenti ke berhenti
Aba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan/kiri berjalan di
tempat dengan memutar arah secara perlahan hingga merubah sampai sebesar 90°.
Bersamaan dengan itu masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapih (dengan
tidak melenggang) sambil meluruskan safnya hingga merubah arah sebesar 90°,
kemudian berjalan di tempat. Setelah penjuru kanan/kiri depan melihat safnya
lurus memberi isyarat: “Lurus”, kemudian komandan memberi aba-aba: “Henti =
GERAK”, yang diucapkan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh di tanah. Setelah
ditambahkan satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.
2. Berhenti ke berjalan
Aba-aba: Haluan kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke berhenti kemudian
setelah aba-aba “Maju = JALAN”, pasukan maju jalan yang gerakannya sama dengan
gerakan langkah biasa.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung
memberikan “Maju =JALAN” (pasukan tidak berhenti dulu).
3. Berjalan ke berhenti
Aba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah
kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti
haluan kanan/kiri dari berhenti ke berhenti.
4. Berjalan ke berjalan
Aba-aba: Haluan kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah
kemudian ditambah satu langkah. Selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti
haluan kanan/kiri dari berhenti ke berjalan.
Catatan:
Pada pelaksanaan haluan lengan tidak melenggang.
Pasal 39
MELINTANG
KANAN/KIRI
Gerakan ini
hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi
bersaf dalam arah tetap.
1. Berhenti ke berhenti
Aba-aba: Melintang kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan “Hadap
kanan/kiri”, kemudian barisan membuat gerakan “Haluan kiri/kanan” dari berhenti
ke berhenti.
2. Berjalan ke berjalan
Aba-aba: Melintang kanan/kiri = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu langkah, barisan
melakukan gerakan seperti gerakan melintang kanan/kiri berhenti ke berhenti.
Kemudian setelah diberi aba-aba “Maju = JALAN”, barisan melakukan gerakan “Maju
= JALAN”.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung
memberikan aba-aba maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti dulu).
3. Berhenti ke berjalan
Aba-aba: Melintang kanan/kiri Maju = JALAN
Pelaksanaan:
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan seperti
gerakan melintang
kanan/kiri berhenti ke berhenti. kemudian setelah diberi
aba-aba “Maju =
JALAN”, barisan melakukan gerakan “Maju = JALAN”.
Catatan:
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, komandan langsung
memberikan aba-aba maju = JALAN (Pasukan tidak berhenti dulu).
BAB III
SEMAPHORE
Semaphore adalah suatu cara untuk
mengirim dan menerima berita dengan menggunakan bendera, dayung, batang, tangan
kosong atau dengan sarung tangan. Informasi yang didapat dibaca melalui posisi
bendera atau tangan. Namun kini yang umumnya digunakan adalah bendera, yang
dinamakan bendera semaphore. Pengiriman sandi melalui bendera semaphore ini
menggunakan dua bendera, yang masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x
45 cm. Bentuk bendera yang persegi merupakan penggabungan dua buah segitiga
sama kaki yang berbeda warna. Warna yang digunakan sebenarnya bisa
bermacam-macam, namun yang lazim digunakan adalah warna merah dan kuning,
dimana letak warna merah selalu berada dekat tangkai bendera. Pada awal abad ke
19, semaphore digunakan dalam komunikasi kelautan.
A. Sejarah
Semaphore merupakan salah satu bentuk
isyarat menggunakan bendera yang lazim digunakan ketika perang sipil di Amerika
Serikat. Ketika itu bendera yang digunakan berwarna putih dan oranye serta
hanya terdiri dari satu bendera saja. Orang yang ditugaskan melakukan isyarat
bendera ini biasanya berdiri di sebuah tempat yang tinggi atau di lantai yang
tingginya sekitar 2-3 meter dari permukaan tanah semaphore
B. Semaphore Modern
Semaphore kini menggunakan dua bendera
yang berbentuk persegi, yang akan digunakan oleh pengirim sinyal untuk
melakukan posisi-posisi yang bisa diterjemahkan menjadi huruf dan angka.
Sebenarnya warna bendera tergantung asal pesan itu dikirimkan, jika dikirimkan
dari laut, maka benderanya berwarna merah dan oranye, jika dikirimkan dari
darat maka bendera akan berwarna biru dan putih. Di Indonesia bendera yang
biasa digunakan dalam kegiatan kepramukaan berwarna merah dan oranye. Namun
sebenarnya warna bendera itu sendiri tidaklah terlalu penting, itu hanya
merupakan pertanda agar pesan lebih mudah ditangkap.
C. Penggunaan Semaphore dalam Pramuka
Di Indonesia, semaphore biasa
diterapkan sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki dalam kegiatan
pramuka[1]. Biasanya kegiatan semaphore ini diajarkan sejak dalam level pramuka
siaga dan merupakan keterampilan yang dipraktekan pada acara perkemahan. Namun
seiring dengan semakin redupnya kegiatan pramuka di Indonesia, maka
keterampilan semaphore ini pun semakin jarang dikenal orang.[2]
D. Karakter
Berikut ini adalah simbol-simbol
dalam semaphore yang diartikan menjadi huruf dan angka.
Gambar
semaphore
Untuk membuat sandi angka, sebelum memulai sandi maka harus diawali
dengan sandi “Nomor” dan jika ingin kembali membuat sandi huruf maka harus
membuat sinyal “J” Beberapa sandi lainnya yang biasa digunakan dalam semaphore
adalah;
1. U-R :
berita siap dimulai
2. K : siap
menerima berita
3. E (8 kali)
: error / ada kesalahan
4. I-N-I : ulangi
5. A-R :
berita selesai
6. R : dapat
menerima dengan baik
7. A-S :
tunggu
8. M-K : geser
kanan
9. M-L : geser
kiri.[4$5D
Tata cara mengirim berita dengan menggunakan bendera semaphore
memiliki aturan baku.Aturan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengirim berita mengirim kode huruf U-R berulang-ulang
untuk menandai bahwa pesan akansegera dikirim.
2. Jika penerima pesan telah siap untuk menerima maka
mengirim huruf K. Jika penerima belumsiap mengirim huruf Q.
3. Jika penerima
telah siap, pengirim pesan mengirimkan huruf-huruf isi pesan satu-persatu.Untuk
memisahkan setiap kata posisi bendera dipegang bersilang di bawah.
4. Jika terjadi
kesalahan dalam mengirim berita, kirim huruf E sebanyak 8 kali.
5. Jika setiap
perkataan telah diterima dengan baik penerima pesan mengirim huruf C.
6. Jika pengirim
berita mengirim huruf I-M-I dirangkai, artinya penerima meminta kata terakhir
di ulang. Ulangi kembali mengirim kata terakhir sebelum diteruskan kata-kata
berikutnya.
7. Untuk menyatakan berita telah selesai dikirim
dinyatakan dengan huruf A-R. Tunggu sampaipenerima mengirim huruf R yang
berarti berita telah diterima dengan baik.
8. Perintah tunggu = AS
9. Geser ke kiri = MK
10. Geser ke kanan = M L
SEMAPHORE
Contoh Bendera Semaphore :
Semaphore
Cara
mengirim dan menerima berita dalam semaphore adalah sebagai berikut:
1. Usahakan untuk mengirim atau menerima berita berada di
tempat yang terang.
2. Untuk pengirim sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau
tiga orang, satu sebagai pengirim isyarat, satu sebagai pembaca isyarat dan
satu lagi sebagai pembawa kunci kode isyarat jika belum hafal
3. Sikap pengirim tegak, dan dua orang lainnya jongkok
tanpa menghalangi si pengirim.
4. Sebelum mengirim berita , kirim perhatian kepada si
penerima. Jika siap penerima menjawab dengan “K”
5. Kirimkan hurufperhuruf dari tiap perkataan.
6. Untuk menyatakan perkataan telah selesai dipakai tanda
bendera dipegang bersilang kebawah dan juga digunakan kalau ada huruf kembar.
7. Jika tiap perkataan diterima dengan baik penerima
menyatakan dengan mengirim huruf “C”
8. Bila pengirim menghendaki membuat angka. Maka lebih
dahulu harus memberi tanda A sesudah itu baru membuat angkanya.
9. Jika penerima menghendaki supaya kiriman terakhir di
ulangi kirimkan kepada pengirim “ INI” dirangkai.
10. Jika pengirim membuat kekeliruan kirimkan huruf “ E”
delapan kali.
11. Berita selesai dinyatakan dengan huruf “AR” tunggulah
si penerima mengirim huruf “R” artinya ia telah menerima dengan baik.
Berikut Pergerakan dalam Semaphore :
BAB IV
SANDI MORSE DAN BEBERAPA SANDI LAINNYA
A.
Sanndi Morse
Penemu kode/sandi morse bernama Samuel Finley Breese Morse
yg berkebangsaan Amerika. Kode morse di sampaikan dengan menggunakan
peluit, radio, asap,
lampu, telegraf, atau arus listrik. Untuk membedakan titik dan strip
digunakan perbandingan 1:3 (1 untuk titik dan 3 untuk strip). Pada tahun 1837
penggunaannya masih terbatas yg digunakan dengan sistem telegraf dan baru di
terima di seluruh dunia pada tahun 1851.
Berikut adalah gambar dari Sandi Morse :
B. SANDI
RUMPUT, SANDI KIMIA, DAN SANDI KOTAK
Di dalam pramuka, selain terdapat Kode Semaphore dan Kode
Morse (postingan sebelumnya), juga terdapat beragam sandi. Nah dalam postingan
kali ini, saya akan menjelaskan à langsung saja ke contoh à
tentang Sandi Rumput, Kimia, dan Kotak.
1. Sandi
Rumput
Sandi rumput adalah sandi yang pengkodeannya
berbentuk seperti rumput. Digunakan untuk
merahasiakan suatu kata. Kunci utama pada sandi rumput adalah harus hafal dan
mengerti sandi morse.
Bentuk, contoh, dan cara baca :
2.
Sandi
Kimia
Sandi Kimia adalah sandi yang
menekankan pada bentuk atau rumus atau nama kimia. Jadi dalam penggunaan cukup
sulit karena diharuskan untuk menganalisis huruf hidup atau mati,
kemudian huruf tersebut diganti dengan kode morse lalu terjemahkan
kode tersebut.
Bentuk,
contoh, dan cara baca :
Catatan :
Titik :
Huruf Hidup (a, i , u, e, o)
Strip : Huruf Mati
(b, c, d, f, g, ... dst)
Cara baca : misal, O3 =
ooo à ... = S
: misal, CO2 = cooo à -.. = D
Jadi, langkah – langkahnya :
1.
Analisis huruf mati atau hidup, jumlah huruf
2.
Tulis, jika huruf mati adalah (-), jika hidup (.)
3.
Terjemahkan
3.
Sandi Kotak
Sandi Kotak adalah sandi yang
menekankan pada bentuk huruf sandi. Sandi ini terbagi dua, yaitu Sandi Kotak I
dan Kotak Rangkap atau II. Di bawah ini penjelasan mengenai kedua – duanya.
a. Sandi
kotak rangkap 1
b. Sandi
Kotak Rangkap II
c. Sandi
Kotak Rangkap III
BAB V
SURVIVAL
A. PETA PITA
Peta Pita mempunyai tujuan pembuatan peta pita
ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan
peta pita ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas pita peta
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
peta pita :
1. Penentuan Skala Hal ini erat kaitannya
dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang
ada.
2. Pembuatan
Keterangan Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama
melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah
kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan
penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah
dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan
tulisan.
3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu Arah
utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan
ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat
dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan. Untuk pembuatan
peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan,
demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat
dilihat pada gambar di bawah ini. Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh
berikut Berikut
keterngan Gambar pada Peta Pita
B. PETA PANORAMA
Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah
untuk menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang
tertentu. Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini
adalah :
1. Pensil Teknik
2B
2. Penggaris
panjang
3. Kertas buffalo
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta
panorama ini adalah :
1.
Arah
Pandang atau Sudut Pandang
Batas sudut pandang yang diberikan dalam
pembuatan peta panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah
untuk penggambaran panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak
akan menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah
ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang
maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk
menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30 untuk
daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kiri.
Kemudian baru menggambar peta panoramanya.
2.
Penggambaran
Batas Daerah
Setelah diketahui batas daerah yang akan
digambar, maka langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan
daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan
lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena
hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.
3.
Pembuatan
Arsiran
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan
penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk
daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan
sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas
dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran
tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti
perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati
horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang
terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.
4.
Pembuatan
Arah Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui
posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang
digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri
atas dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas
5.
Penulisan
Sudut Batas dan Keterangan Batas
Untuk sudut pandang sebelah kiri
dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai
dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada
masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.
C. PETA LAPANGAN
Peta Lapangan Tujuannya untuk
menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya dalam
skala yang lebih kecil. Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta
lapangan ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan peta lapangan.
1.
Penentuan
Skala
Hal
ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar
yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya
yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
2.
Penentuan
Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah
diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah
lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan
tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.
3.
Pengukuran
Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran
ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti
jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu
dengan sudut yang lainnya.
4.
Penggambaran
lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket
yang telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar.
Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan
keterangan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta
lapangan berikut : https://goo.gl/efW8Ef
BAB VI
CARA
MENDIRIKAN TENDA SAAT BERKEMAH
Mendirikan
Tenda- Tenda merupakan peralatan penting ketika melakukan kegiatan
perkemahan. Terdapat berbagai jenis tenda, seperti tenda kubah, tenda piramida,
dan tenda prisma. Kita perlu keterampilan untuk mendirikan tenda.
Berikut ini beberapa tips pendirian tenda;
1. Carilah lahan yang datar untuk mendirikan tenda
2. Persiapkan peralatan tenda seperti pasak, tiang, tali dan sebagainya
3. Mendirikan tenda dilakukan bersama-sama
Tenda yang biasa digunakan untuk kegiatan perkemahan adalah tenda jenis prisma. Untuk mendirikan tenda ini perlu kerja sama kelompok. Hal ini akan memudahkan dalam mendirikan tenda.
Berikut ini beberapa petunjuk dalam mendirikan tenda;
1. Siapkan tenda, tiang, tali, patok dan perlengkapan lainnya
2. Letakkan tenda dengan punggungnya berada di atas
3. Pasang satu tiang tenda
4. Pasang pula patok-patok tenda pada setiap sudut
5. Tegakkan tiang tenda dan segera ikatkan tali pada patok
6. Pasang tiang depan kemudian tegakkan, jangan lupa segera ikat dengan tali pada patok
7. Ikat tali-tali sudut tenda pada patok-patok
8. Berhati-hatilah ketika memasukkan tiang pada lubang atap tenda.
Berikut ini beberapa tips pendirian tenda;
1. Carilah lahan yang datar untuk mendirikan tenda
2. Persiapkan peralatan tenda seperti pasak, tiang, tali dan sebagainya
3. Mendirikan tenda dilakukan bersama-sama
Tenda yang biasa digunakan untuk kegiatan perkemahan adalah tenda jenis prisma. Untuk mendirikan tenda ini perlu kerja sama kelompok. Hal ini akan memudahkan dalam mendirikan tenda.
Berikut ini beberapa petunjuk dalam mendirikan tenda;
1. Siapkan tenda, tiang, tali, patok dan perlengkapan lainnya
2. Letakkan tenda dengan punggungnya berada di atas
3. Pasang satu tiang tenda
4. Pasang pula patok-patok tenda pada setiap sudut
5. Tegakkan tiang tenda dan segera ikatkan tali pada patok
6. Pasang tiang depan kemudian tegakkan, jangan lupa segera ikat dengan tali pada patok
7. Ikat tali-tali sudut tenda pada patok-patok
8. Berhati-hatilah ketika memasukkan tiang pada lubang atap tenda.
BAB VII
Macam-macam Simpul
Dalam tali
temali, kita sering mencampur adukan antar tali, simpul dan ikatan. Hal ini
sebenarnya berbeda sekali. Berikut perbedaannya :
· TALI
= bendanya
· SIMPUL
= antara tali dengan tali
· IKATAN
= tali dengan benda lain (umpamanya dengan kayu dan sebagainya)
Pada jaman sekarang memang banyak tali tahan lapuk, umpamanya; tali plastic.
Akan tetapi tidak jarang pula, kita akan menemukan tali yang mudah sekali
lapuk. Untuk hal ini, kita perlu merawatnya dengan teliti.
Beberapa jenis tali yang digunakan umumnya pada kepramukaan
adalah tali yang terbuat dari bahan nylon, yang mempunyai kelemahan dan
kekurangan. Kelebihannya antara lain:
a. Ringan dan mudah
diatur
b. Mudah dibuat
simpul dengan kekuatan tarik yang merata
c. Mempunyai
elastisitas yang tinggi dan meredan sentakan
d. Menyerap sedikit
air
Serta kekurangan dari nylon yaitu:
a. Tidak tahan
terhadap panas
b. Mudah meleleh
pada temperature yang tinggi
Agar tali tahan lama dan dapt dipergunakan untuk jangka
waktu yang panjang tali harus dan perlu diberi perlakuan khusus setelah dipakai
kegiatan. Lakukan beberapa langkah berikut untuk pemeliharaan tali:
1. Kotoran/kerikil
yang melekat pada tali dicuci dengan air dingin (tidak tahan terhadap panas)
dan dikeringkan di tempat yang tidak terkena matahari langsung
(diangin-anginkan).
2. Tali harus
dijauhkan dari bahan-bahan yang merusak tali, misalnya; air accu, oil, minyak,
bahan-bahan kimia,dll.
3. Penyimpanan tali
pada tempat/ruangan tertentu yang terhindar dari cahaya matahari secara
langsung, dan diusahakan sirkulasi udara lancar dengan kelembaban rendah.
4. Tali disimpan
dalam keadaan kering dan digantung dalam bentuk lingkaran atau gulungan yang
secara sederhana dan mudah diurai kembali
Hasil bentukan dari tali, yaitu terdiri dari: simpul,
ikat dan jerat. Simpul, ikatan, maupun jerat yang baik dan benar
adalah simpul, ikatan, dan jerat yang dapat digunakan dengan kuat, tidak mudah
lepas dan mudah untuk dilepas kembali. Dan kita akan membahasnya satu
persatu.
A. SIMPUL
Simpul merupakan hasil bentukan
dari tali atau dua utas tali. Macam-macam dari simpul yaitu:
1. Simpul hidup/
topi
Simpul hidup berfungsi untuk mengikat
suatu benda akan tetapi untuk melepasnya tidak susah biasanya di gunakan
untuk mengikat hewan cara membuat
Fungsi : Gunanya Untuk mengikat tiang.
2. Simpul mati
- Simpul
mati biasanya digunakan untuk mengakhiri suatu simpul. meskipun simpul ini
terlihat mudah di buat namun banyak juga yang masih salah membuat simpul
mati
cara membuat:
Fungsi : Gunanya
untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin.
3. Simpul pangkal
Simpul
pangkal merupakan simpul yang sering digunakan untuk mengawali atau mengakhiri
suatu simpul lain nya. contoh jika kita ingin membuat simpul palang maka
langkah pertama kita harus pangkal terlebih dahulu pada salah satu tongkat.
Cara membuat simpul pangkal ada dua yaitu dengan cara
memebuat lingkaran dan dililitkan:
Fungsi :
Gunanya untuk permulaan ikatan untuk mengikat tali pada tiang/kayu.
4. Simpul jangkar
Untuk membuat
simpul jangkar atau cow hitch sangat mudah. Ada beberapa cara
dalam membuat simpul jangkar. Cara yang paling umum dan dianjurkan adalah
sebagai berikut:
- Lingkarkan
ujung tali pada benda yang hendak ditali dari sebelah bawah benda(gambar
1)
- Lintaskan
ujung tali di belakang badan tali (gambar 2)
- Lingkarkan
ujung tali sekali lagi pada benda yang hendak ditali dari sebelah atas
benda (gambar 3)
- Selipkan
ujung tali sehingga sama dan sejajar dengan badan tali (gambar 4)
- Tarik
kedua ujung tali sehingga simpul mengencang.
Di samping cara tersebut di atas, bisa juga dengan
langkah lain seperti gambar berikut:
- Bagi
dua tali dan lingkarkan pada benda yang hendak ditali
- Tarik
kedua badan tali (lihat tanda panah), sehingga seluruh tali masuk ke dalam
sosok
Cara kedua ini tampak lebih mudah dan
cepat namun memiliki keterbatasan terutama jika badan tali terlalu panjang akan
sehingga memakan waktu ketika menarik badan tali hingga masuk ke dalam sosok.
Karena itu cara kedua hanya direkomendasikan jika tali tidak terlalu panjang.
Fungsi :
Gunanya Untuk membuat tanduk darurat atau mengikat ember/timba.
5. Simpul Tarik
Simpul tiang
(bowline knot) menhasilkan loop tali yang tidak bisa membesar/ mengecil lagi.
Kegunaannya antara lain:
§
Menambatkan tali pada tiang/ benda.
§
Mengikat leher binatang agar tidak tercekik.
§
Jika 2 simpul tiang dihubungkan bisa juga digunakan untuk
menyambung tali.
Cara membuat simpul tiang:
Fungsi :
Gunanya Untuk turun kejurang atau dari atas pohon.
6.
Simpul Laso
Cara
membuat:
Fungsi :gunanya
untuk mengikat leher binatang
7. Simpul Anyam
Gambar 1 gambar
2
gambar 3
Caranya adalah:
1.Buatlah sosok pada ujung utas tali yang berukuran lebih
besar (dalam gambar, tali berwarna biru)
2.Masukkan ujung tali yang lebih kecil (merah) ke dalam
sosok tali besar (biru) dari arah bawah
3.Belitkan ujung tali kecil (merah) di bawah tali biru
4.Sisipkan ujung tali merah ke bawah badan tali itu
sendiri (gambar 3)
Fungsi :
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam
keadaan kering.
8. Simpul Anyam Berganda
Cara membuat:
|
- Tekuk ujung tali yang besar
- Masukkan ujung tali kecil (dari atas ke bawah),
kemudian lingkarkan di bawah kedua utas tali besar yang ditekuk tadi (gambar
1)
- Selipkan ujung tali kecil di sela-sela antara
tali besar dan kecil (gambar 2)
- Lingkarkan ujung tali kecil pada kedua utas
tali besar seperti langkah kedua.
- Selipkan ujung tali kecil di sela-sela
antara tali besar dan kecil lagi seperti langkah ketiga (gambar 3).
- Tarik dan eratkan kedua utas tali hingga simpul
menjadi erat.
Simpul anyam berganda telah selesai dibuat. Jika dicermati, mulai
langkah pertama hingga ketiga di atas sama persis seperti membuat simpul anyam.
Dan jika diakhir dilangkah tersebut (langkah ketiga; gambar 2), telah tercipta
simpul anyam. Dan jika ingin membuat simpul anyam berganda tinggal dilanjutkan
dengan langkah keempat dan kelima saja.
Fungsi :gunnanya
untuk menyambung dua utas tali yang ukurannya tidak sama besar yang basah
dan atau tidak licin
9. Anyaman rantai
Cara membuatnya:
Fungsi :gunanya
untuk memendekkan tali
NB
: 9 nomer di atas yang termasuk 10 simpul dasar
10. Simpul Ujung Tali
Fungsi : Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali
tidak mudah lepas.
11. Simpul Tiang
Untuk membuat simpul tiang caranya tidak
sulit. Perhatikan terlebih dahulu gambar berikut:
- Pertama
buatlah sosok di bagian tengah tali.
- Ujung tali dimasukkan ke dalam sosok dari arah
bawah, kemudian ke atas tali di sisi lain sosok, dan terakhir lewatkan ke
belakang (bawah) utas tali yang ada di sebelah atas sosok.
- Lingkarkan tali pada utas tali tersebut,
kemudian masukkan ujung tali ke dalam sosok.
- Tarik kedua badan tali beserta ujung tali
sehingga simpul menjadi erat.
Fungsi : Gunanya Untuk mengikat benda hidup/leher
binatang agar yang diikat tidak terjerat, dan untuk menambatkan
tali pengikat binatang pada pohon agar binatang itu dapat bergerak
bebas.
12. Simpul Kembar/Nelayan
Simpul
nelayan, simpul kembar, simpul inggris, simpul portugis (fisherman's knot)
sebenarnya merupakan gabungan dari dua buah simpul hidup pada masing-masing
ujung dari dua utas tali. Sehingga cara membuat simpul ini sebenarnya sangat
mudah dan tidak sulit.
Cara membuat simpul ini adalah sebagai berikut:
Cara membuat simpul ini adalah sebagai berikut:
Gambar simpul
kembar
|
- Sejajarkan dua buah utas tali
- Buatlah simpul hidup pada utas tali pertama
dengan badan tali kedua berada di tengah sosoknya.
- Buatlah simpul hidup pada utas tali kedua
dengan badan tali pertama berada di tengah sosoknya.
- Tarik kedua utas tali sehingga kedua simpul
hidup menjadi erat dan rapat.
Fungsi : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang
sama besarnya dan dalam keadaan licin dan basah
13. Simpul Erat
Fungsi : Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan.
14. Simpul Tambat
Simpul
tambat juga berfungsi sebagai awalan pada simpul simpul yang lainnya
seperti simpul palang dan
simpul silang.
cara membuat:
Fungsi :
Gunanya Untuk memulai ikatan dan digunakan untuk menyeret balok.
15. Simpul Penarik
Fungsi : Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar.
16. Simpul Gulung
Fungsi : Gunanya Untuk diikatkan pada tali penarik
agar orang lain dapat membantu menarik.
Gambar
(step)
17. Simpul Kursi
Fungsi Fungsi: Gunanya
untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan .
18. Simpul Pengunci
Fungsi : simpul yang dibuat
untuk menghindari lepasnya ujung atau ekor tali dari ikatan yang berbentuk
lingkaran pada tali tersebut.
19. Simpul Prusik
Fungsi :gunanya untuk naik tali
20. Simpul Tiang Berganda
Fungsi :Gunanya Untuk
mengangkat atau menurunkan benda/manusia.
21. Simpul Tangga Tali
Fungsi : Gunanya Untuk membuat
tangga tali.
Tambahan:
Simpul silang fungsinya hampir sama
dengan simpul palang namun simpul silang lebih cepat dan lebih kuat
cara membuat
Fungsi:Gunanya
untuk awalan menggunakan simpul tambat dan akhiran menggunakan simpul pangkal
|
B. IKATAN
Ikatan merupakan bentukan tali yang digunakan
untuk mengikat dua benda. Macam-macam dari ikatan yaitu:
1. Ikatan Kaki Tiga
Untuk kaki tiga saya akan tunjukan yang menggunakan awalan
simpul Pangkal
cara membuat
Dengan
cara lain:
Fungsi :
Untuk mengikat tiga tiang dalam pembuatan kaki tiga, jemuran.
2. Ikatan Palang
- Ikatan
palang
Ikatan palang berguna untuk
mengencangkan kedua tongkat vertikal dan horizontal sehingga kedua tongkat
tersebut menjadi rapat dan sulit dilepaskan.
cara membuat:
yang pertama kita membuat simpul pangkal terlebih dahulu
dan setelah itu kita lilitkan tali tersebut seperti gambar dan jika sudah
buat simpul mati pada salah satu tongkat
|
Fungsi :
Untuk mengikat dua tiang yang bersilangan denga sudut 90⁰ (siku-siku)
1.
Ikatan Silang
Fungsi : Untuk
mengikat dua buah tiang yang bersilangan tidak berbentuk siku.
4. Ikatan Sambung Tongkat
Fungsi :
Untuk menyambung dua tiang agar lebih panjang.
5. Ikatan Canggah
- Ikatan
canggah ( sambung tongkat )
Fungsi ikatan tersebut menyambung
tongkat dengan tali secara vertical ( sejajar ) ikatan canggah biasa dikenal
dengan nama sambung tongkat
Cara
membuat
Tips
: agar tongkat tersambung dengan kuat setiap dua kali lilitan tarik tali sekuat
kuat nya
Fungsi :
Digunakan untuk mengikat dua tiang dalam pembuatan kuda-kuda.
C. JERAT
Jerat merupakan bentukan tali dari benda
dengan tali. Macam-macam dari jerat yaitu:
1. Jerat Tiang
Dua Mata
2. Jerat Bermata
Tiga
3. Jerat Laso
4. Jerat Delapan
5. Jerat Tangga
6. Jerat Tambat
7. Jerat Kupu-Kupu
8. Jerat Kembar
Jerat
kembar (double fisherman lashing) digunakan untuk menyambung dua tali yang sama
besar.
D. PIONEERING
Menurut asal katanya, pionering berarti
bangunan darurat, yakni pembuatan suatu bentuk bangunnan dengan menggunakan
alat dasar tali dan tongkat. Seorang anggota pramuka diharapkan memilikii
ketrampilan khusus dalam menggunakan alat ini, karena keduanya merupakan
alat-alat dasar yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan
multifungsinya dan dikarenakan sangat sisematisnya.
Beberapa jenis tali yang digunakan umumnya pada kepramukaan
adalah tali yang terbuat dari bahan nylon, yang mempunyai kelemahan dan
kekurangan. Kelebihannya antara lain:
a. Ringan dan mudah diatur
b. Mudah dibuat simpul dengan kekuatan tarik yang merata
c. Mempunyai elastisitas yang tinggi dan meredan sentakan
d. Menyerap sedikit air
Serta kekurangan dari nylon yaitu:
a. Tidak tahan terhadap panas
b. Mudah meleleh pada temperature yang tinggi
Agar tali tahan lama dan dapt dipergunakan untuk jangka waktu
yang panjang tali harus dan perlu diberi perlakuan khusus setelah dipakai
kegiatan. Lakukan beberapa langkah berikut untuk pemeliharaan tali:
1. Kotoran/kerikil yang melekat pada tali dicuci dengan
air dingin (tidak tahan terhadap panas) dan dikeringkan di tempat yang tidak
terkena matahari langsung (diangin-anginkan).
2. Tali harus dijauhkan dari bahan-bahan yang merusak
tali, misalnya; air accu, oil, minyak, bahan-bahan kimia,dll.
3. Penyimpanan tali pada tempat/ruangan tertentu yang
terhindar dari cahaya matahari secara langsung, dan diusahakan sirkulasi udara
lancar dengan kelembaban rendah.
4. Tali disimpan dalam keadaan kering dan digantung dalam
bentuk lingkaran atau gulungan yang secara sederhana dan mudah diurai kembali
Hasil
bentukan dari tali, yaitu terdiri dari: simpul, ikat dan jerat. Simpul,
ikatan, maupun jerat yang baik dan benar adalah simpul, ikatan, dan jerat yang
dapat digunakan dengan kuat, tidak mudah lepas dan mudah untuk dilepas kembali.
BAB VIII
KOMPAS
Pahami tata letak dasar kompas.
Walaupun desain kompas itu berbeda, setiap kompas mencakup jarum magnet yang
mengarahkan dirinya ke medan magnet di Bumi. Kompas lapangan dasar, juga
kadang-kadang disebut kompas baseplate, berfitur komponen sederhana berikut
yang hendaknya Anda biasakan diri sesegera mungkin:
- Baseplate adalah piringan plastik yang jernih tempat kompas tertanam.
- panah arah perjalanan adalah panah di baseplate yang menunjuk arah kebalikan dari kompas.
- rumah kompas adalah lingkaran plastik yang jernih yang menampung jarum kompas magnet.
- The dial derajat adalah dial yang dapat diputar yang mengitari rumah kompas yang menampilkan seluruh 360 titik derajat dalam lingkaran.
- jarum magnet adalah jarum berputar dalam rumah kompas.
- The panah penunjuk adalah panah non-magnetik dalam rumah kompas.
A. Mempelajari Dasar-Dasarnya
Pegang kompas
dengan benar. Tempatkan kompas datar pada
telapak tangan Anda dan telapak tangan di depan dada Anda. Ini adalah sikap
yang tepat untuk kompas ketika bepergian. Jika Anda membaca peta, tempatkan
peta pada permukaan yang datar dan tempatkan kompas di peta untuk mendapatkan
pembacaan yang lebih akurat.
Temukan arah mana yang Anda hadapi. Sebagai
latihan dasar cepat untuk mengorientasikan diri, ada baiknya untuk mengetahui
arah mana yang sedang Anda hadapi atau jalani. Lihatlah jarum magnetik. Ini
harus berayun ke satu sisi atau sisi lainnya, kecuali jika Anda menghadapi
Utara.
- Putar dial derajat sampai panah penunjuk sejajar dengan panah magnetik,
arahkan mereka berdua ke Utara, dan kemudian temukan arah kasar yang Anda
hadapi dengan melihat panah arah perjalanan. Jika panah arah perjalanan
sekarang antara N (U) dan E (T), misalnya, berarti Anda menghadapi
Northeast (Timur Laut).
- Cari di mana panah arah
perjalanan berpotongan dengan dial derajat. Untuk mendapatkan pembacaan yang lebih akurat, lihat
secara dekat penanda derajat pada kompas. Jika memotong di 23, berarti
Anda menghadap 23 derajat dari Timur Laut.
Pahami perbedaan antara Utara
"Sejati" dengan Utara"Magnetik". Walaupun
mungkin tampaknya membingungkan bahwa ada dua jenis "Utara," itu
adalah perbedaan dasar yang dapat pelajari Anda dengan cepat, dan ini merupakan
bagian informasi yang penting untuk dipelajari agar menggunakan kompas dengan
benar.[1]
- Utara Sejati atau Utara Peta mengacu pada titik di mana semua garis
bujur bertemu di peta, di Kutub Utara. Semua peta itu ditata dengan sama,
dengan Utara Sejatinya di bagian atas peta. Sayangnya, karena
variasi-variasi dalam medan magnet, kompas tidak akan menunjuk ke Utara
Sejati, melainkan akan menunjuk ke Utara Magnetik.
- Utara Magnetik mengacu pada kemiringan medan magnet, sekitar sebelas
derajat dari kemiringan sumbu bumi, sehingga menghasilkan perbedaan
antara Utara Sejati dengan Utara Magnetik sebesar 20 derajat di beberapa
tempat. Tergantung di mana Anda berada di permukaan bumi, Anda harus
memperhitungkan pergeseran Magnetik untuk mendapatkan pembacaan yang
akurat.
- Walaupun perbedaan mungkin
tampak kecil, perjalanan menyimpang satu derajat saja untuk jarak satu
mil (1,6 km) akan menjadikan Anda menyasar sekitar 30 m (100 feet) keluar
dari jalur. Pikirkan betapa menyasarnya Anda jadinya setelah sepuluh atau
dua puluh mil. Sangat penting untuk mengkompensasi dengan
mempertimbangkan deklinasi.
Pelajari mengoreksi deklinasi. Deklinasi
mengacu pada besar perbedaan Utara pada peta dengan Utara pada kompas di suatu
titik tertentu, mengingat medan magnet bumi. Agar lebih mudah menggunakan
kompas, Anda dapat mengoreksi deklinasi baik dengan menambahkan atau mengurangi
deklinasi dari arah Anda dalam satuan derajat, tergantung pada apakah Anda
mengambil arahnya dari peta atau dari kompas, dan apakah Anda berada di daerah
dengan deklinasi Timur atau deklinasi Barat.
- Di AS, garis nol deklinasi
memanjang melalui Alabama, Illinois, dan Wisconsin, dengan sedikit
diagonal. Sebelah timur garis itu, deklinasi berorientasi ke arah Barat,
yang berarti bahwa Utara Magnetik terletak beberapa derajat ke Barat
terhadap Utara Sejati. Sebelah barat garis itu, yang terjadi adalah
sebaliknya . Ketahui deklinasi di
daerah tempat Anda akan melakukan perjalanan sehingga Anda dapat
mengompensasikannya.
- Misalkan Anda mengambil
arah dari kompas di daerah dengan deklinasi Barat. Anda akan mengurangi
besar derajat yang diperlukan untuk mendapatkan arah yang benar yang
sesuai pada peta Anda. Di daerah dengan deklinasi Timur, Anda justru akan
menambahkan derajat.
B . Menggunakan Kompas
Kumpulkan data arah Anda untuk mengetahui arah mana yang
sedang Anda tujui. Bila Anda sedang hiking di sekitar di hutan
atau di tanah lapang, ada baiknya untuk memeriksa arah Anda secara berkala
untuk memastikan Anda akan ke arah yang Anda inginkan. Untuk melakukan hal ini,
gerakkan kompas sampai panah arah perjalanan menunjuk ke arah yang telah Anda
tempuh dan akan ditempuh. Kecuali Anda sedang menuju utara, jarum magnet akan
berputar ke satu sisi.
- Putar dial derajat sampai
panah penunjuk sejajar dengan ujung utara dari jarum magnetik. Setelah
mereka selaras, ini akan memberitahu Anda ke arah mana panah perjalanan
Anda menunjuk.
- Hilangkan variasi magnetis
lokal dengan memutar dial derajat sebesar derajat yang benar ke kiri atau
kanan, tergantung pada deklinasi. Lihat di arah mana panah perjalanan
sejajar dengan dial derajat.
Terus bergerak ke arah ini. Untuk
melakukannya, cukup pegang kompas dalam sikap yang tepat, ubah posisi tubuh
Anda sampai ujung utara jarum magnet sekali lagi sejajar dengan jarum penunjuk,
dan mikuti arah panah perjalanan. Periksa kompas Anda sesering yang Anda
butuhkan, tapi pastikan tidak khilaf memutar dial derajat dari posisi saat ini.
Fokus pada titik di kejauhan. Untuk
mengikuti arah panah perjalanan dengan akurat, lihat pada panah, kemudian fokus
pada sebuah objek yang jauh seperti pohon, tiang telepon, atau tanda lainnya,
dan gunakan ini sebagai panduan. Jangan fokus pada sesuatu yang terlalu jauh,
seperti gunung, karena objek besar tidak cukup tepat untuk bernavigasi dengan
akurat. Setelah Anda mencapai setiap titik panduan, gunakan kompas untuk
menemukan titik panduan lain.[2]
- Jika visibilitas terbatas
dan Anda tidak dapat melihat obyek yang jauh, gunakan anggota lain dari
kawanan berjalan Anda (jika ada). Berdiri diam, kemudian mintakan mereka
untuk pergi dari Anda ke arah yang ditunjukkan oleh arah panah
perjalanan. Panggil mereka untuk memperbaiki arah mereka saat mereka
berjalan. Ketika mereka mendekati tepi visibilitas, mintakan mereka untuk
menunggu sampai Anda menyusulnya. Ulangi seperlunya
Transposisikan arah perjalanan ke
peta Anda. Tempatkan peta Anda pada permukaan horizontal, kemudian
tempatkan kompas pada peta sehingga panah penunjuk menunjuk ke utara sejati
pada peta. Jika Anda mengetahui posisi Anda saat ini pada peta, geser kompas
sehingga tepinya melewati posisi Anda saat ini, tetapi panah penunjuknya terus
menunjukkan utara.
- Buatlah garis sepanjang
tepi kompas dan melalui posisi Anda saat ini. Jika Anda menjaga arah ini,
jejak Anda dari posisi Anda saat ini akan mengikuti garis yang baru Anda
tarik pada peta Anda.
Belajar untuk mengambil arah dari
peta. Untuk mengetahui arah mana yang perlu Anda lalui untuk
mencapai suatu tempat, tempatkan peta pada permukaan horizontal dan tempatkan
kompas pada peta. Gunakan tepi kompas sebagai penggaris, tempatkan sehingga
menciptakan garis antara posisi Anda saat ini dan tempat yang ingin Anda tujui.[3]
- Putar dial derajat sampai
panah penunjuk menunjuk ke utara sejati pada peta. Ini juga akan
menyelaraskan garis penunjuk kompas dengan garis utara-selatan peta itu.
Setelah dial derajat diam, simpan lagi petanya.
- Dalam hal ini, Anda akan
mengoreksi deklinasi dengan menambahkan besar derajat yang tepat di
daerah dengan deklinasi Barat, dan mengurangkan di daerah dengan
deklinasi Timur. Ini adalah kebalikan dari apa yang akan Anda lakukan
ketika pertama kali menentukan arah Anda dari kompas, sehingga ini sebuah
perbedaan penting.
Gunakan arah baru untuk
bernavigasi. Pegang kompas secara horizontal di depan Anda
dengan arah panah perjalanan menunjuk menjauh dari Anda. Gunakan panah ini
untuk memandu Anda ke tujuan Anda. Putar tubuh Anda sampai ujung utara jarum
magnet sejajar dengan jarum penunjuk, maka Anda akan berorientasi benar menuju
tujuan pada peta.
A.
Menemukan Arah ketika Tersesat
Pilih tiga tanda lanskap yang
menonjol yang bisa Anda lihat sekaligus temukan pada peta Anda. Salah satu
hal yang paling sulit dan canggih yang dapat Anda lakukan dengan kompas, tapi
salah satu yang paling penting, adalah mencari tahu di mana Anda berada ketika
Anda tidak tahu lokasi Anda yang tepat di peta. Dengan lokasi tanda khas yang
dapat Anda lihat pada peta Anda, idealnya yang tersebar secara luas di seluruh
bidang pandang sebisa Anda, Anda bisa menemukan diri Anda terorientasi kembali.
Tujukan arah panah perjalanan di
tamda pertama. Kecuali jika tandanya di sebelah utara dari
Anda, jarum magnet akan berputar ke satu sisi. Putar dial derajat sampai panah
penunjuk sejajar dengan ujung utara dari jarum magnetik. Setelah mereka
selaras, ini akan memberitahu Anda di mana arah panah perjalanan Anda menunjuk.
Koreksikan deklinasi, tergantung pada daerah Anda.
Transposisikan arah tanda ke peta
Anda. Tempatkan peta Anda pada permukaan horizontal dan kemudian
tempatkan kompas pada peta sehingga panah penunjuk menunjuk ke utara sejati
pada peta. Kemudian, geser kompas sehingga tepinya melewati tanda di peta,
sementara panah penunjuk terus menunjukkan utara.
Triangulasikan posisi Anda. Tarik garis
sepanjang tepi kompas dan melalui perkiraan posisi Anda. Ini adalah garis yang
pertama dari tiga garis yang akan Anda tarik untuk menemukan posisi Anda dengan
membentuk segitiga dengan dua tanda lainnya.[4]
- Ulangi proses ini untuk dua
landmark lainnya. Setelah selesai, Anda akan memiliki tiga jalur yang
membentuk segitiga di peta Anda. Posisi Anda itu di dalam segitiga ini
yang ukurannya tergantung keakuratan arah Anda. Arah yang lebih akurat
mengurangi ukuran segitiga dan, dengan banyak latihan, Anda bisa saja
mendapatkan garis yang berpotongan pada satu titik.
BAB IX
PENUTUP
A. Simpulan dan Saran
·
Simpulan
Pendidikan karakter saat ini memang harus segera
dilakukan, mengingat perkembangan masyarakat yang berjalan. Karakter
budaya Indonesia yang sudah dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh
gesekan mental generasi muda yang lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan
budaya asing yang masuk ke Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih
mencintai budaya bangsa sendiri. Untuk itu pendidikan karakter sudah tidak bisa
di tunda lagi.
·
Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk
lebih mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum dalam
daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama mengenai
pendidikan karakter dalam kepramukaan
DAFTAR PUSTAKA
·
http://www.magazine.ordnancesurveyleisure.co.uk/magazine/tscontent/editorials/outdoor-skills/map-and-navigation-skills/using-a-compass.html ↑
·
Alwasilah, A. Chaedar. 2008. Filsafat Pramuka. Bandung;
Rosdakarya.
·
Sumber: Buku Kepramukaan di SMK |
Agupena Jawa Tengah
·
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial
Share Alike
·
http://www.likethisya.com/sejarah-pramuka.html
ma'af y....ngga ada gambarnya soalnya baru belajar ngeblog
Top 100 Casino Site
BalasHapusTop 100 luckyclub Casino Sites · How to Bet · Best Casino Sites for Canadians · Coupons & Deals · About Us · Casinos and Games